Empat Industri Paling Tahan Banting Hadapi Resesi, Manufaktur Terburuk

Tia Dwitiani Komalasari
26 Juli 2022, 12:07
Suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di kisaran lima persen dan ditopang oleh pasar domestik yang cukup kuat.

Amerika Serikat tengah dihantui resesi pascainflasi yang melambung tinggi. Kekacauan terjadi di pasar saham dan perusahaan mulai bersiap untuk melakukan upaya terburuk seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), pembekuan perekrutan, hingga kasus ekstrem yaitu membatalkan tawaran pekerjaan.

"Prospek pekerjaan akan menjadi jauh lebih buruk" dalam beberapa bulan ke depan, kata Laurence Ball, seorang profesor ekonomi di Universitas Johns Hopkins, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (26/7).

Hampir tidak ada industri yang tahan terhadap dampak resesi. Berdasarkan pengalaman resesi AS pada 2007 hingga 2009, sektor konstruksi dan manufaktur mengalami penurunan yang cukup besar dalam pekerjaan, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja.

Kondisi itu disebabkan karena konsumen membatasi pengeluaran mereka selama penurunan ekonomi, terutama pembelian besar seperti mobil dan rumah. Profesor ekonomi di Universitas Harvard dan mantan kepala ekonom di Departemen Keuangan AS, Karen Dynan, memperkirakan industri-industri ini akan melihat pola serupa jika resesi segera terjadi.

Namun demikian, Ball dan Dylan menyimpulkan bahwa terdapat empat industri paling "tahan resesi" yang menawarkan keamanan kerja selama resesi ekonomi terjadi. Empat industri tersebut meliputi:
1. kesehatan
2. pemerintah
3. komputer dan teknologi informasi
4. pendidikan

Menurut Ball, benang merah antara industri-industri ini adalah kurang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Selain itu, orang-orang akan tetap bergantung pada layanan ini meskipun ekonomi sedang booming atau dalam resesi.

Ball mengatakan, pendidikan dapat menjadi sektor yang stabil di masa-masa sulit, meskipun sekolah telah berjuang untuk merekrut dan mempertahankan staf setelah pandemi Covid-19. Dia mengharapkan akan ada peningkatan permintaan untuk staf di perguruan tinggi dan universitas di seluruh AS jika resesi melanda. Saat ekonomi turun, kemungkinan akan ada lebih banyak  orang yang melihat pendidikan tinggi sebagai cara untuk mendapatkan keterampilan baru dan meningkatkan prospek pekerjaan mereka.

“Orang-orang lebih cenderung pergi ke perguruan tinggi jika pasar kerja buruk. Jika Anda lulus dari perguruan tinggi, dan pasar kerja masih terlihat suram, sekolah pascasarjana menjadi jauh lebih menarik, kata Ball.”

Baik Anda sedang mencari pekerjaan baru atau tidak, Dynan menekankan pentingnya mengasah keterampilan profesional sebagai pekerja yang lebih kompetitif dan berharga.

Salah satu caranya yaitu dengan melihat  keterampilan mana yang paling sering muncul di postingan pekerjaan yang diminati dan mulailah mempraktikkannya. Pekerja juga bisa menanyakan ke atasan apakah perusahaan menawarkan kursus pengembangan profesional atau webinar.

“Tidak banyak yang dapat Anda lakukan di atas dan di luar tanggung jawab pekerjaan normal Anda. Tetapi mempelajari keterampilan apa yang dicari pengusaha, dan mampu melakukan keterampilan itu dengan baik, adalah asuransi terbaik Anda," ujar Dynan.

Bloomberg melakukan survei terhadap para ekonom tentang peluang resesi negara-negara di Asia Pasifik. Menurut hasil survei tersebut, kemungkinan Indonesia mengalami resesi hanya sebesar 3%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...