Dugaan Ban Impor Ilegal dari Cina, Modusnya Barang Kadaluarsa

Andi M. Arief
8 Agustus 2022, 16:04
Ilustrasi Pabrik Ban
Arief Kamaluddin | Katadata

Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI)   mewaspadai peningkatan impor ban yang masuk ke pasar Indonesia, termasuk  kemungkinan barang ilegal. Ban impor ilegal tersebut diduga berasal dari barang yang sudah kadaluarsa.

Ketua APBI, Azis Pane, mengatakan sebanyak 75%-80% dari 87 merek ban impor yang masuk ke Indonesia berasal dari India dan Cina.  Pihaknya telah menyurati Kementerian Keuangan terkait dugaan peningkatan volume ban impor di pasar domestik. Namun, katanya, pemerintah justru meminta bukti atas dugaan tersebut sebelum melakukan investigasi lebih lanjut. 

"Pemberian bukti bukan kerjaan kami, pemerintah dong yang cek. Kalau memang tidak ada ban impor ilegal di pasar domestik, ya bantah," kata Azis kepada Katadata, Senin (8/8).

Azis mengatakan, ban impor ilegal tersebut tidak dapat ditelusuri asal negaranya. Pasalnya, nomor serial yang dicetak di samping ban telah digores.  

Dia menduga, ban impor ilegal yang masuk ke pasar dalam negeri adalah ban kadaluarsa. Artinya, ban impor ilegal memiliki ketahanan yang lebih rendah dan membahayakan konsumen domestik. 

Menurut Azis, banyaknya impor ban ke Indonesia dipengaruhi oleh permintaan yang meningkat. Permintaan id+tu dipengaruhi oleh peningkatan jumlah sepeda motor dan reparasi. Azis menilai, pabrikan ban sepeda motor akan tidak mampu mengikuti permintaan dari pasar atau original equipment manufacturet atau OEM. 

 "Karena modelnya berubah-ubah, industri ban tidak bsia cepat mengikutinya," kata Azis. 

Bahan Baku

Selain produk jadi,  APBI juga memproyeksi nilai impor karet sintetis akan naik 9,85% menjadi US$ 718,85 juta dari capaian tahun lalu senilai US$ 654,38 juta. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh dua hal, yakni meningkatnya permintaan ban di dalam negeri dan tumbuhnya harga minyak bumi global. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...