Habiskan Rp2,9 T, Terminal Kijing Pelabuhan Terbesar di Kalimantan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak Kalimantan Barat, Selasa (9/8). Proyek pelabuhan ini menghabiskan dana sekitar Rp 2,9 triliun.
"Pelabuhan ini akan meperkuat daya saing produk unggulan yang dihasilkan Provinsi Kalimantan Barat. Karena di sini memiliki kekuatan besar. Ada palm oil, alumina, bauksit dan produk lainnya," ujar Jokowi.
Dia mengatakan, pelabuhan ini merupakan yang terbesar di Kalimantan. Terminal Kijing memiliki kapasitas 500 ribu Teus per tahun.
"Tadi saya tanya ke Direktur Pelindo habis berapa? (Menghabiskan dana) Rp 2,9 triliun. Jangan sampai investasi sebesar itu tidak bisa memperkuat daya saing dan memperbaiki konektivitas antar pulau, antar negara," ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga meminta agar jalan menuju pelabuhan tersebut dilebarkan. Dengan demikian, perjalanan kontainer maupun peti kemas bisa lancar dan bisa memperkuat daya saing logistik.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa Terminal Kijing merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang pembangunannya dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Pembangunan ini dilatarbelakangi oleh Pelabuhan Pontianak yang semakin terbatas dengan adanya pendangkalan dan lokasinya yang berada di tengah kota.
"Oleh karenanya Kijing diharapkan untuk menggantikan Pelabuhan Pontianak dan memberikan ruang bagi industri-industri untuk tumbuh di Kalimantan Barat," kata Budi Karya.
Sebagai informasi, detail tahapan pembangunan Terminal Kijing, antara lain untuk Tahap I Inisiasi (2018-2022) dan lanjutan, kemudian diikuti tahap II.
Pada tahap I inisiasi, kapasitas mencakup Terminal Kontainer 500.000 TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 5 juta ton per tahun, Terminal Curah Kering 7 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Untuk tahap I lanjutan, kapasitas Terminal Kontainer 950.000 TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 8,34 juta ton per tahun, Terminal Curah Kering 15 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose 500.000 ton per tahun.
Di Tahap II, Terminal Kontainer 1 juta TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 3,84 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Sehingga total kapasitas mencapai 1,95 juta TEUs per tahun untuk Terminal Kontainer, 12,18 juta ton untuk Terminal Curah Cair, 15 juta ton per tahun, untuk Curah Kering, dan 1 juta ton per tahun untuk Multipurpose.
Menurut laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pelabuhan di Indonesia sebanyak 2.439 pelabuhan pada 2020. Angka tersebut meningkat 38,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 1.760 pelabuhan.