RI Setop Impor Beras 3 Tahun, Jokowi: Berkat Bendungan dan Irigasi

Andi M. Arief
16 Agustus 2022, 11:34
Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Paksian dari Bangka Belitung menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat menghadriri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2022, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Se
ANTARA FOTO/HO-Setpres-Agus Suparto/hp
Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Paksian dari Bangka Belitung menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat menghadriri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2022, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah sudah menghentikan impor beras konsumsi sejak 2019. Salah satu pendorong penghentian impor beras adalah pembangunan bendungan dan irigasi di dalam negeri.

"Kita baru saja memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute karena kita dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak tahun 2019," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Paripurna DPR 2022, Selasa (16/8).

Pada 2014-2024, pemerintah menargetkan akan ada 61 bendungan baru di penjuru negeri. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), total bendungan yang telah selesai pada 2014-2021 mencapai 29 bendungan. Sementara itu, sebanyak 32 bendungan saat ini sedang dalam tahap konstruksi. 

Dari 61 bendungan, sebanyak 52 bendungan memiliki kapasitas tampung 3,73 juta liter untuk mengairi 71 daerah irigasi seluas 385.646 hektar. Saat ini, daerah irigasi yang telah selesai dibangun mencapai 16 unit, sedangkan 55 unit masih dalam proses konstruksi.

Pembangunan bendungan dan irigasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian lebih lanjut. Pengoperasian 61 bendungan dan 51 daerah irigasi akan meningkatkan intensitas tanam dari dari posisi 2014 sebanyak 137% menjadi 254%. Dengan kata lain, total panen dapat naik dari sekali setahun menjadi hingga tiga kali setahun.

Presiden Jokowi mengatakan, salah satu kekuatan negara adalah sumber daya alam yang melimpah. Menurutnya, wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadi kekuatan besar negara jika dikelola secara bijak dan berkelanjutan.

Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia telah swasembada beras. Hal tersebut ditunjukkan dengan kecukupan cadangan per bulan dari 2019 hingga Juni 2022 dalam survei cadangan beras nasional atau SCBN 2022.  

Berdasarkan hasil survei, stok beras tidak kurang dari 9 juta ton pada Maret, April, dan Juni tahun ini. Survei tersebut dilakukan di 34 provinsi pada 47.817 sampel dengan sampel rumah tangga mencapai 33.717 unit.  

"Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022. Indonesia Swasembada Beras," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, Senin (8/8).

Secara rinci, stok beras pada akhir kuartal I-2022 adalah 9,11 juta ton, sementara itu pada akhir semester I-2022 mencapai 9,71 unit. Stok terbesar per Juni 2022 ada di rumah tangga atau sebanyak 6,6 juta ton.

Habibullah mencatat rata-rata stok beras di rumah tangga konsumen adalah 9-10 kilogram (Kg) per rumah tangga. Adapun, rata-rata stok di rumah tangga produsen mencapai 390-443 Kg per rumah tangga produsen.  

Stok terbanyak selanjutnya disimpan oleh Perum Bulog yang mencapai 1,11 juta ton. Adapun, stok di pedagang sebanyak 1,04 juta ton, di penggilingan sekitar 690.000 ton, dan di hotel, restoran, kafe, dan industri lainnya sebanyak 280.000 ton.


Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...