Trend Harga Beras Naik Sejak Agustus, Pasokan Sedang Menipis

Nadya Zahira
14 September 2022, 15:30
Petani merontokan padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022).
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nz
Petani merontokan padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022).

Harga beras menunjukkan trend kenaikan sejak Agustus 2022. Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan kenaikan harga beras disebabkan karena adanya penurunan panen sehingga pasokan menipis.

Sutarto mengatakan, penurunan panen ini terjadi musiman. Surplus beras biasanya terjadi pada April hingga Agustus saat musim panen raya. "Sementara September hingga Februari memasuki bulan-bulan minus," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (14/9).

Namun demikian tahun ini, harga beras mulai naik sejak Agustus 2022 dimana seharusnya stok beras masih surplus. Menurut Sutarto, hal itu karena terdapat lonjakan prmintaan pada awal Agustus untuk memenuhi program bantuan sosial pemerintah.

Sementara pada September 2022, biasanya panen padi sangat sedikit. Apalagi bulan ini mulai memasuki musim hujan yang berpotensi menurunkan kualitas gabah.

Mengutip hargapangan.id yang dirilis Bank Indonesia, harga beras medium 1 mencapai Rp 12.050 per kg pada Rabu (14/9). Harga tersebut naik dibandingkan periode yang sama bulan lalu yang mencapai Rp 10.778 per kg. Sementara harga rata-rata beras medium 1 pada 14 Juli 2022 mencapai Rp 10.696 per kg.

Menurut Sutarto, pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih kepada para petani dengan menyediakan benih yang bermutu, pupuk yang tepat waktu, tepat jumlah, dan harga. Selain itu, pemerintah juga seharusnya memudahkan para penggiling padi untuk mendapatkan solar bukan sebaliknya dengan menaikan harga BBM seperti saat ini.

 ”Seharusnya pemerintah memberikan akses kepada para penggiling padi untuk mendapatkan solar dengan lebih mudah, dan harga solar justru sekarang naik setelah adanya kenaikan harga BBM. Padahal para penggiling padi membutuhkan solar. Artinya costnya naik.” Ujar Sutarto.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Indonesia mencapai 54,42 juta ton GKG pada 2021. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi GKG tersebut kira-kira setara dengan 31,36 juta ton beras. Angka ini menyusut 0,45% dari produksi tahun sebelumnya yang seberat 31,5 juta ton.

Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...