Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Prospek Permintaan yang Suram
Harga minyak naik tipis 1% pada penutupan perdagangan Rabu (15/9). Pengawas energi internasional memperkirakan adanya kenaikan harga gas mendorong peralihan ke minyak pada musim dingin ini, meskipun prospek permintaan tetap suram.
Minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 93 sen, atau 1%, pada $94,10 per barel. Sementara A.S. Minyak mentah West Texas Intermediate berakhir $ 1,17, atau 1,3%, lebih tinggi pada $ 88,48.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan perlambatan ekonomi yang semakin dalam dan ekonomi Cina yang goyah akan menyebabkan permintaan minyak global terhenti pada kuartal keempat tahun ini. Hal itu menekan harga minyak akhir-akhir ini.
Senior market strategist RJO Futures di Chicago AS, Eli Tesfaye, mengatakan bahwa harga minyak kemungkinan bertahan di bawah US$ 100 per barel, namun tidak akan mendekati US$ 70 per barel. "Saya pikir kita akan tetap dalam kisaran," ujarnya dikutip dari Reuters, Kamis (15/9).
IEA juga mengatakan pihaknya memperkirakan peralihan dari gas ke minyak saat musim dingin akan mencapai rata-rata 700.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2022 hingga Maret 2023. Angka tersebut berjumlah dua kali lipat tingkat tahun lalu.
Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah naik pekan lalu selama dua minggu berturut-turut. Stok komersial naik 2,4 juta barel karena 8,4 juta barel dilepaskan dari Strategic Petroleum Reserve (SPR).
"Angka minyak mentah menunjukkan bahwa begitu kita mengurangi waktu pada rilis Cadangan Minyak Strategis, kita akan melihat penurunan substansial dalam persediaan sehingga menjaga minyak tetap tinggi," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu, 14 September 2022 pukul 16:20 WIB. Minyak Brent ditransaksikan seharga US$93,9 per barel, turun 0,09% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
