Target Konversi Motor Listrik Diprediksi Gagal, Ini 3 Penyebabnya

Andi M. Arief
28 September 2022, 17:15
Seorang pengunjung mencoba motor listrik di Ruang Pamer Tangkas Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022).
ANTARA FOTO/Henry Purba/wsj.
Seorang pengunjung mencoba motor listrik di Ruang Pamer Tangkas Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022).

Pemerintah menargetkan untuk melakukan konversi motor listrik sebanyak 1.000 unit. Namun demikian, Staf Khusus Menteri ESDM Sripeni Inten Cahyani memprediksi bahwa target konversi motor listrik tersebut tidak akan terpenuhi.

Dari target 1.000 unit, Sripeni mengatakan, konversi 800 motor listrik dikerjakan oleh Pertamina dan PLN. Sementara 200 sisanya dikerjakan oleh Kementerian ESDM.

Sripeni memproyeksi jika konversi motor listrik hanya mencapai 500 unit pada akhir September 2022. Selain itu, total sepeda motor yang telah teridentifikasi dan dapat dikonversi saat ini adalah 150 unit. Artinya, total sepeda motor yang dikonversi menjadi KBLBB hingga akhir tahun setidaknya mencapai 650 unit.

Dia mengatakan, Kementerian ESDM fokus dalam mengubah sepeda motor konvensional eksisting menjadi KBLBB dibandingkan pembelian KBLBB baru. Pasalnya, tujuan utama konversi sepeda motor menjadi KBLBB adalah meringankan beban anggaran negara dari subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

"Kami mengkhususkan untuk konversi karena langsung mengurangi konsumsi BBM. Kalau beli motor listrik baru, masyarakat mungkin masih punya motor BBM di rumahnya," kata Sripeni.

Tiga penyebab target konversi motor listrik gagal

Menurut Sripeni, ada tiga penghambat target konversi motor listrik gagal, yaitu:

1. Harga konversi tinggi

Menurutnya, hambatan terbesar datang dari harga konversi yang dinilai terlalu tinggi oleh masyarakat. "Sekarang, mengumpulkan sepeda motor BBM persoalannya hanya satu, harga konversi. Masyarakat maunya biaya konversi itu Rp 7 juta per unit," kata Sripeni di Indonesia Electric Motor Show 2022, Rabu (28/9).

Sebagai informasi, biaya konversi sepeda motor BBM menjadi KBLBB saat ini adalah Rp 15 juta per unit. Sripeni berpendapat beberapa faktor yang membuat biaya konversi tersebut tinggi adalah harga baterai dan uji tipe kendaraan.

Sripeni menekankan biaya uji tipe oleh pihak Kepolisian akan semakin tinggi jika tidak lulus pada tahap pertama. Pasalnya, motor yang diuji akan dibawa bolak-balik dari tempat lokasi pengujian dan bengkel. Artinya, biaya transportasi motor konversi akan membengkak jika tidak ada kurasi sebelum konversi dilakukan.

Dia mengatakan, Kementerian ESDM sedang menggodok bantuan subsidi biaya konversi sepeda motor menjadi KBLBB. Menurutnya, Kementerian ESDM sedang berdiskusi dengan Kementerian Keuangan terkait upaya tersebut.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...