Ekspor Naik, Minyak Sawit Indonesia Kuasai 52% Pangsa Pasar Dunia

Tia Dwitiani Komalasari
20 Oktober 2022, 18:38
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022).
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/YU
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022).

Indonesia menguasai 52% pangsa pasar minyak sawit dunia pada September 2022. Selain itu, Indonesia juga mampu menghasilkan 40% dari produksi minyak nabati dunia pada bulan yang sama.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa kinerja ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 20,28% (yoy). Tiga komoditas unggulan ekspor Indonesia bnulan itu adalah yaitu besi baja, minyak sawit, dan batu bara.

Airlangga mengatakan, industri sawit berperan penting untuk perekonomian Indonesia. Kinerja perdagangan kelapa sawit terus meningkat dan melibatkan banyak pelaku usaha dari berbagai kelompok ekonomi.

Luas Lahan Sawit Naik Signifikan

Berdasarkan catatan Kemenko Perekonomian, perkebunan kelapa sawit nasional terus berkembang signifikan seluas 16,38 juta hektare. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 17 juta kepala keluarga, petani, dan karyawan yang bekerja di on farm maupun off farm.

“Pengembangan industri hilir merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit agar tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku. Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri,” tutur Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara virtual pada acara 7th Indonesian Palm Oil Stakeholders Forumsekaligus membuka Pekan Riset Sawit Nasional 2022, Kamis (20/10).

Dia mengatakan, industri ini cukup strategis dalam membangun pusat pertumbuhan baru di daerah sentra-sentra sawit seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pemerintah juga mendorong model kemitraan sebagai bentuk sinergi antara petani dan perusahaan, untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesempatan ekonomi dalam perkebunan kelapa sawit. Pola kemitraan ini akan menarik investasi sektor lainnya seperti industri dan konsumsi.

Di samping itu, perkebunan berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari inovasi teknologi dan keterampilan dari SDM yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut. Maka itu, peningkatan keterampilan dan pelatihan bagi petani kecil juga dibutuhkan untuk mewujudkan produksi yang berkelanjutan.

“Penguatan perkebunan dan industri kelapa sawit perlu didukung dengan program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya, pengolahan hasil, industri, pasar, dan nilai produk perkebunan serta potensi pengembangan usaha,” jelas Menko Airlangga.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...