Petani Harap Pemerintah Tak Impor Beras, Panen Raya Diprediksi Januari
Petani meminta pemerintah untuk tidak melakukan impor meskipun cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Bulog sedang menipis. Panen padi diperkirakan terjadu lebih cepat dari biasanya yaitu pada Januari 2023.
“Jadi mudah-mudahan bulan Januari itu sudah banyak yang panen paling tidak akhir Januari,” Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras atau Perpadi, Sutarto Alimoeso, kepada Katadata.co.id, pada Kamis (17/11)
Hal itu dikatakan Sutarto ketika diminta tanggapannya mengenai Bulog yang mengusulkan pemerintah untuk melakukan impor beras saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, pada Rabu 16 November 2022. Hal itu karena stok beras di gudang Bulog hanya 651 ribu ton atau jauh lebih rendah dari angka ideal 1,2 juta ton.
Sutarto mengatakan, dalam kondisi stok beras yang sangat rendah seperti saat ini semestinya pemerintah mulai mengeluarkan cadangannya melalui operasi pasar. Karena memang posisinya panen beras lebih rendah.
Selain itu, seharusnya pemerintah sudah memupuk stoknya pada saat panen yang lalu. “Nah karena keadaan seperti ini, kemudian hasilnya ada pikiran-pikiran untuk impor. Jadi sebenarnya kalau melihat angka dan melihat kondisi lapangan, mestinya pemerintah mengeluarkan stoknya bukan menambah stok, baik terutama dari dalam, ataupun ingin impor,” ujarnya.
Sutarto juga heran karena cadangan beras di lapangan tidak sesuai dengan perhitungan Badan Pusat Statistik atau BPS. Berdasarkan perhitungan BPS, produksi beras nasional mengalami peningkatan dan surplus sebesar 1,88 juta.
Sementara surplus pada tahun lalu 1,3 juta ton. Dengan demikian, semestinya stok beras masih cukup.
“Cuma barang itu ada dimana? Bukan di pemerintah. Mestinya sebagian ada di pemerintah untuk operasi pasar. Kalau pemerintah mengeluarkan cadangannya pasti harga akan turun,” ujar Sutarto.
Menurut Sutarto, pemerintah seharusnya melepas cadangan berasnya untuk mengisi kekurangan pasokan beras yang tersendat di pasaran. Bukan dengan menaikan harga, ataupun gencar mengejar stok dengan melakukan impor beras
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), rata-rata harga beras mencapai Rp 12.250 per kg pada 15-17 November 2022. Harga tersebut naik Rp 600 per kg dibandingkan November 2021 sebesar Rp 11,650 per kg.
Harga beras bulan ini juga naik tipis dibandingkan bulan lalu yang hanya mencapai Rp Rp 12.200 Kenaikan harga beras tahun ini mulai terjadi pada Agustus dimana harganya mencapai Rp 11.850 per kg, atau naik dibandingkan Juli seharga Rp 11.750 per kg.
Pemerintah sudah gencar melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras tersebut. Namun tidak ada perubahan yang signifikan dan pasokan beras di Perum Bulog masih sangat rendah.