Buat Jaga-jaga, Kemendag Sudah Siapkan Komitmen Impor Beras
Kementerian Perdagangan atau Kemendag menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan bahwa Indonesia akan impor beras. Namun demikian, Indonesia sudah memiliki komitmen perdagangan dengan negara ASEAN khususnya Thailand dan Vietnam jika membutuhkan impor beras.
"Jadi kita di negara ASEAN nih ada semacam komitmen kerja sama saling membantu, just incase kita punya kebutuhan, mereka tidak kaget. Jadi itu saja sebetulnya," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi, di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (21/11).
Dia mengatakan, komitmen perdagangan tersebut hanya untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Indonesia kekurangan stok beras. Namun demikian, keputusan impor beras harus melalui perhitungan Badan Pangan Nasional.
"Ancang-ancangnya belum ya, artinya persiapan sudah kita lakukan kan, kita enggak suka yang sifatnya dadakanlah ya, pokoknya semua sudah terancang secara baik. Sewaktu-waktu kalo dibutuhkan, ya kita sudah siap," ujarnya.
Bulog usul impor beras
Menanggapi adanya usulan Bulog untuk impor beras, Didi mengatakan bahwa hal itu sudah dibahas dalam rapat koordinasi terbatas atau Rakortas. Namun, dia memastikan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan impor beras.
"Mengusulkan boleh ya, untuk standby position aja sih menurut saya. Kan tahun-tahun sebelumnya pengusulan juga terjadi dan tidak ada masalah," ujar Didi.
Menurut Didi, keputusan impor beras bersifat kondisional. Namun demikian, keputusan impor tersebut harus dilakukan dengan cermat karena membutuhkan waktu persiapan satu hingga dua bulan.
Didi menuturkan, proses untuk melakukan impor beras juga terbilang tidak mudah. Sebab stok beras di beberapa negara pengimpor beras juga tidak selalu tersedia.