Teten Sebut Kenaikan Upah Minimum 10% Akan Untungkan UMKM

Nadya Zahira
22 November 2022, 15:52
Seorang pekerja mengantungkan ikan yang siap dimasak di sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) cakalang fufu (asap) di Desa Hulawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (7/11/2022).
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Seorang pekerja mengantungkan ikan yang siap dimasak di sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) cakalang fufu (asap) di Desa Hulawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (7/11/2022).

Pemerintah menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi atau UMP 2023 maksimal 10% seperti diatur dalam Peraturan Menaker Nomor 18 Tahun 2022. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan adanya kenaikan UMP tersebut justru dapat menguntungkan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Teten mengatakan, kenaikan upah pekerja akan menaikkan daya beli masyarakat. Dengan demikian, masyarakat diharapkan bisa membeli lebih banyak lagi produk-produk UMKM Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 sebesar 5,7%. Itu 54%  ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Artinya kalau nanti UMP naik, ini kan sebenarnya akan memperkuat daya beli masyarakat untuk membei produk UMKM," ujar Teten saat ditemui Katadata.co.id di Jakarta, pada Selasa (22/11). 

Dia mengatakan, kenaikan upah minimum tersebut diprediksi tidak akan membebani UMKM. Pasalnya saat ini sebagian besar UMKM merupakan pekerja informal.

UMKM hadapi resesi global

Teten juga optmistis jika UMKM lebih tahan dalam menghadapi ancaman resesi global. Dia mengatakan, produk UMKM lebih banyak ditopang oleh konsumsi domestik yang tidak banyak terpengaruh oleh pasar global. Artinya, produk UMKM akan tetap banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia selama daya belinya tinggi. 

"UMKM kan kalau kita lihat ekspor hanya 15 persen, sedangkan nasional kan 25 persen jadi kita sebenarnya lebih banyak domestik," kata dia.

Selain itu, Teten menuturkan bahwa saat ini pemerintah telah menggelontorkan program-program bantuan sosial. Bantuan sosial tersebut   diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat di tengah resesi global.

Menurut ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022, Indonesia memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbanyak di kawasan ASEAN. Laporan tersebut mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021 mencapai sekitar 65,46 juta unit. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti terlihat pada grafik.

Pada 2021 UMKM Indonesia tercatat mampu menyerap 97% tenaga kerja, menyumbang 60,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta berkontribusi 14,4% terhadap ekspor nasional.

Proporsi serapan tenaga kerja UMKM Indonesia itu merupakan yang paling besar di ASEAN. Di negara-negara tetangga, UMKM hanya menyerap tenaga kerja di kisaran 35%-85%.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...