Kereta Cepat Jakarta Bandung Didesain Tahan Gempa hingga Magnitudo 8
PT Kereta Cepat Indonesia China menyatakan bahwa struktur Prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB didesain tahan gempa sebagai mitigasi potensi bencana di sekitar trase. Prasarana KCJB seperti jembatan, subgrade, hingga terowongan yang berada di sepanjang trase, dirancang supaya memiliki ketahanan gempa hingga 8 sampai dengan 9 skala intensitas seismik atau setara dengan magnitudo 8.
Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan bahwa desain struktur proyek KCJB memang dibuat untuk tahan menghadapi berbagai potensi bencana alam, termasuk gempa. Dalam pelaksanaan kontruksinya, KCJB selalu memperhatikan kualitas agar hasil pembangunan berfungsi secara optimal.
"Struktur Prasarana KCJB sudah mempertimbangkan kondisi di Indonesia yang sering terjadi gempa. Struktur Prasarana KCJB didesain tahan gempa dan bisa memiliki usia pakai hingga 100 tahun," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (24/11).
Dia mengatakan, gempa tertinggi yang pernah terjadi di Jawa memiliki kekuatan delapan magnitudo. Kondisi ini sudah diantisipasi dalam pembangunan Struktur KCJB sehingga mampu menghadapi gempa yang menyebabkan kerusakan parah, keretakan pada tanah, hingga longsor.
Selain struktur bangunan yang tahan gempa, sarana kereta api cepat dalam hal ini kereta api cepat penumpang (EMU) dan kereta api cepat inspeksi (CIT) juga sudah dilengkapi fitur pendeteksian bencana.
"Desain struktur bangunan yang mumpuni dan juga fitur kereta api yang mampu mendeteksi bencana, disematkan untuk keamanan operasional KCJB. Diharapkan bisa memitigasi dampak apabila terjadi bencana," ujar Dwiyana
Mengenai gempa yang terjadi di Cianjur pada Senin 21 November 2022, Dwiyana menyebutkan jika kondisi struktur Prasarana KCJB hingga saat ini aman dari kerusakan akibat gempa. Mewakili perusahaan, Dwiyana turut menyampaikan duka cita atas musibah yang dialami masyarakat Cianjur.
"Atas nama perusahaan, kami menyampaikan turut berduka cita atas musibah yang dialami masyarakat Cianjur. Semoga masyarakat Cianjur diberi kekuatan dan musibah ini segera usai," tutur Dwiyana.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bertanggung jawab atas pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Perusahaan itu merupakan gabungan dari konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (60% saham), dan konsorsium Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co Ltd (40% saham).
Konsorsium Indonesia terdiri dari empat perusahaan pelat merah. Wijaya Karya menjadi pemegang saham paling besar, yakni 38%. Lalu, PT Perkebunan Nusantara VIII dan PT KAI masing-masing memiliki 25% saham. Sisanya dipegang oleh Jasa Marga, sebesar 12%.