Lima Penyebab Harga Beras Meroket hingga Stoknya Kritis

Tia Dwitiani Komalasari
7 Desember 2022, 16:24
Calon pembeli melihat berbagai jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jatinegara, Jakarta, Senin (7/11/2022).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Calon pembeli melihat berbagai jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jatinegara, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia atau Perpadi mengatakan saat ini stok beras di lapangan sudah menipis. Kondisi itu menyebabkan harga beras medium melambung menjadi Rp 10.200, jauh dari Harga Eceran Tertinggi sebesar Rp 9.450 per kg.

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso,mengatakan kenaikan harga beras tersebut juga didorong oleh langkah pemerintah yang menggenjot cadangan beras pemerintah Bulog dengan menyerap komoditas tersebut di lapangan. Hal itu menyebabkan harga beras semakin melonjak tinggi.

"Seharusnya pengadaan beras Bulog dilakukan saat panen raya. Bulan 11 -12, Bulog seharusnya tidak melakukan penadaan, justru seharusnya mengeluarkan cadangan berasnya untuk intervensi harga di pasar," ujar Sutarto saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (7/12).

Sutarto pun membeberkan lima faktor yang menyebabkan harga beras melambung tinggi saat ini:

1. Produktivitas beras turun

Sutarto mengatakan, panen raya biasanya terjadi selama dua kali setahun. Namun tahun ini, panen raya hanya terjadi pada Februari-Maret.

Hal itu menyebabkan produksi beras di bawah kebutuhan konsumsi bulanan sejak Agustus. Selain itu, rendemen beras pun berkurang dari biasanya 60% lebih menjadi hanya 54%. Dengan demikian, produktivitas beras pun berkurang.

2. Penyaluran BPNT tidak satu pintu

Sutarto mengatakan, harga beras mulai melambung sejak Agustus. Hal itu dipicu oleh penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT.
Dia mengatakan, BPNT tidak dilakukan oleh satu pintu melainkan oleh sejumlah lembaga termausk swasta.

"Penyaluran yang tidak satu pintu menyebabkan terjadinya perebutan stok yang menyebabkan kenaikan harga beras," ujarnya.

3. Kenaikan tarif BBM

Kenaikan tarif bahan bakar minyak atau BBM menyebabkan biaya logistik melambung. Hal itu berdampak pada kenaikan harga beras.

4. Pemerintah tetapkan fleksibilitas harga Bulog

Harga beras semakin melambung pada September 2022. Hal itu disebabkan karena pemerintah menetapkan harga fleksibilitas pada Bulog.

Penerapan harga fleksibilitas dilakukan untuk menambah cadangan beras pemerintah yang semakin menipis. Namun demikian Bulog kesulitas menyerap beras petani karena harga yang ditawarkan lebih rendah dari harga pasar.

Melalui rapat koordinasi terbatas, Bulog diperbolehkan untuk menerapkan harga fleksibilitas hingga Rp 8.800 untuk membeli CBP. Sebelumnya harga penyerapan beras bulog maksimal Rp 8.300 per kg.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...