Potensi Cuaca Ekstrem, Kemenhub Imbau Maskapai Tidak Paksakan Terbang
Kementerian Perhubungan atau Kemenhub mengimbau seluruh operator penerbangan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi cuaca esktrem tengah musim liburan Natal dan Tahun Baru periode 2022 - 2023.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni, mengatakan bahwa kewaspadaan itu dimaksudkan agar seluruh perjalanan transportasi udara dapat berlangsung dengan selamat, aman dan nyaman.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung selama periode libur Natal dan Tahun Baru. Sehingga memungkinkan terjadinya cuaca ekstrem yang akan mempengaruhi perjalanan sektor transportasi di berbagai moda, termasuk penerbangan.
""Dalam kondisi apapun, kita harus memprioritaskan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk pengguna jasa penerbangan. Jangan paksakan, jika kondisi cuaca memang tidak memungkinkan untuk terbang," ujar Kristi melalui keterangan tertulis, Jumat (23/12).
Maka dari itu, Kristi meminta seluruh operator penerbangan untuk aktif melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait dan melakukan mitigasi terhadap potensi ramalan cuaca buruk.
Jangan Paksakan Terbang
Di sisi infrastruktur penunjang penerbangan, Ditjen Hubud telah memastikan dan melakukan kalibrasi terhadap fasilitas navigasi penerbangan, bekerja sama dengan Balai Kalibrasi Penerbangan, AirNav, dan Angkasa Pura.
"Dalam kondisi apapun, kita harus memprioritaskan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk pengguna jasa penerbangan. Jangan paksakan, jika kondisi cuaca memang tidak memungkinkan untuk terbang," ujar Kristi.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kejadian tersebut yang bersamaan dengan masa libur Natal dan tahun baru atau nataru.
“Kami telah berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB untuk mengantisipasi potensi cuaca yang tidak bersahabat pada akhir tahun. Pada 2020 ada masalah banjir di jalur tol,” ujar Budi saat memantau jalur tol Jakarta – Cikampek, Jumat (23/12).
"Untuk itu saya mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Kalau tidak terlalu penting untuk bepergian, sebaiknya rekreasi di Jakarta saja."
Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap dampak perubahan iklim akan makin terasa pada 2023. Menurut survei Ipsos, dari sekitar 1.000 responden Indonesia, 83% di antaranya memperkirakan kejadian cuaca ekstrem di dalam negeri akan meningkat pada tahun depan.
Kemudian 78% memprediksi tahun depan akan ada bencana alam yang melanda kota besar di Indonesia, dan 69% merasa tahun 2023 akan menjadi tahun dengan suhu terpanas sepanjang sejarah.