Kemnaker Tegur Produsen Nike yang Tawarkan 1.600 Karyawan Resign

Tia Dwitiani Komalasari
12 Januari 2023, 16:22
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Banten di Serang, Selasa (6/12/2022).
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/nym.
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Banten di Serang, Selasa (6/12/2022).

Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker buka suara soal program penawaran pengunduran diri atau resign yang ditawarkan oleh PT Nikomas Gemilang kepada 1.600 karyawannya. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker, Indah Anggoro Putri, mengatakan tawaran tersebut tidak dibenarkan karena tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Indah mengatakan, mengundurkan diri merupakan inisiatif dari si pekerja. Dengan demikian, pengunduran diri tidak atas paksaan atau permintaan dari pihak lain.

"Sehingga apabila program atau kebijakan yang dibuat pengusaha meminta untuk mengundurkan diri menjadi tidak dibenarkan atau tidak sesuai dengan ketentuan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (12/1).

Belum Terima Konsultasi

Dia mengatakan, saat ini Kemnaker belum menerima surat pengaduan atau konsultasi baik dari perusahaan maupun karyawan PT Nikomas Gemilang. Seperti diketahui, perusahaan yang berlokasi di Serang, Banten, tersebut merupakan pabrikan sepatu olah raga beberapa merek terkenal dunia seperti Nike, Adidas, dan Puma.

Kepala Biro Humas Kemnaker, Chairul Fadhly, mengatakan jika PHK itu memang hak penuh pengusaha. Namun ada mekanisme tertentu apabila akan melakukan PHK.

"Jika ada perselisihan harus tetap mengacu pada UU 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, termasuk memastikan hak-hak pekeja yang terkena PHK memperoleh haknya," ujarnya.

Sebelumnya, produsen sepatu olah raga merek-merek kelas dunia, PT Nikomas Gemilang, menawarkan paket pengunduran diri atau resign kepada 1.600 karyawan. Kebijakan perusahaan tersebut dilakukan karena order berkurang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...