PHK Manufaktur Berdampak pada Investasi, Pemerintah Siapkan Insentif

Nadya Zahira
12 Januari 2023, 20:23
Pekerja menyelesaikan pembuatan celana panjang di kawasan PIK, Jakarta, Jumat (27/12/2019).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja menyelesaikan pembuatan celana panjang di kawasan PIK, Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Maraknya pemutusan hubungan kerja atau PHK di sektor padat karya berdampak pada investasi. Pemerintah saat ini sedang merumuskan kebijakan untuk mengatasi kondisi industri padat karya tersebut.

"Tentu adanya PHK ini berpengaruh terhadap investasi yang ada di Indonesia. Karena dunia lagi slow down, beberapa negara tujuan kita sedang kontraksi, pasti berpengaruh. Jadi problemnya di global market nya," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, di Karawang, Kamis (12/1).

Susiwijono mengatakan, fundamental makro ekonomi di Indonesia sebenarnya masih sangat kuat tahun ini. Oleh sebab itu, pemerintah optimis Indonesia dapat bertahan di tengah resesi global.

Dia mengatakan,  tidak semua industri padat karya melakukan PHK. Industri yang PHK lebih banyak yang mengandalkan ekspor. Di sisi lain,  permintaan global anjlok akibat adanya resesi.

"Permasalahannya ini di pasar global ya, di permintaan globalnya. Makannya beberapa sektor yang mengandalkan ekspor itu kemarin terdampak. Contoh tekstil, garmen, alas kaki dan furniture. Karena permintaan di internasionalnya berkurang, mau nggak mau mengurangi produksinya, jadi konteksnya itu," ujarnya.

Susiwijono mengatakan, pemerintah sedang merumuskan kebijakan khusus untuk mengatasi PHK industri padat karya. "Pemerintah sedang turun tangan mencoba mendiskusikan banyak hal, termasuk bagaimana kita sendiri mengatur untuk membatasi impor kita sendiri, seperti tekstil itu lagi kita diskusikan semua," tegasnya.

Investasi Tidak Berkualitas

Sebelumnya, Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau IndefF, Faisal Barsi menyatakan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia tidak berkualitas. Pasalnya, investasi yang masuk kurang mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Semakin besar investasi yang masuk ke Indonesia, tetapi pertumbuhannya tidak berkualitas. Itu karena investasi yang masuk hanya untuk sekedar bikin ibu kota, LRT, MRT, kereta cepat," kata Faisal dalam acara Catatan Awal Tahun Indef 2023 melalui daring, Kamis (5/1).

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...