Indonesia dan Malaysia Kolaborasi Atasi Diskriminasi Sawit Uni Eropa

Nadya Zahira
9 Februari 2023, 17:20
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia YAB Dato' Sri Haji Fadillah saat acara The Palm Oil Industrial Dialogue Between Indonesia and Malaysia, Kamis (9/02).
Humas Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia YAB Dato' Sri Haji Fadillah saat acara The Palm Oil Industrial Dialogue Between Indonesia and Malaysia, Kamis (9/02).

Indonesia dan Malaysia sepakat melakukan pendekatan ke Uni Eropa atau UE untuk mengkomunikasikan dan mencari jalan tengah terkait aturan yang melarang masuknya produk-produk hasil deforestasi ke kawasan tersebut. Pendekatan ini bertujuan agar Indonesia dan Malaysia masih bisa mengekspor produk sawit ke negara tersebut.

Hal itu mengemuka saat pertemuan Menteri Bidang Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato’ Sri Haji Fadilah di Jakarta pada Kamis (8/2).

Advertisement

Airlangga mengatakan, Indonesia dan Malaysia sepakat akan membujuk dan mengkomunikasikan ke UE agar mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan dari peraturan antideforestasi itu. Kedua negara yang tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries atau CPOPC tersebut akan berkolaborasi untuk melakukan pendekatan.

"CPOPC juga bermaksud untuk terus terlibat dengan UE dalam mencari hasil yang menguntungkan bagi negara produsen maupun konsumen,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers, Jakarta, Kamis (8/2).

Setelah misi pendekatan bersama UE selesai dilakukan, Indonesia dan Malaysia juga akan melakukan kunjungan ke India untuk memanfaatkan beberapa peluang potensial yang ada di negara tersebut.  

Tidak Bahas Setop Ekspor Sawit ke UE

Airlangga mengatakan, pertemuan tersebut sama sekali tidak membahas aksi pemblokiran atau setop ekspor sawit ke Uni Eropa. "Setop ekspor bukanah hal yang dibahas," ujarnya.

Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato' Sri Haji Fadilah mengatakan banyak strategi yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia agar EU memberikan kesempatan pada kedua negara itu untuk ekspor sawit dan mencabut aturan antideforestasi.

Dia ingin melakukan komunikasi kepada EU  terkait apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia dan Malayasia, di mana sawit sangat berdampak untuk membantu perekonomian para petani dari kemiskinan.

"Saya ingin membawa suara para petani kecil untuk memberi tahu ke EU apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia dan Malayasia, dimana sawit berdampak untuk membantu para petani sawit dari kemiskinan" ujarnya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement