Indonesia Tak Akan Boikot Sawit ke Eropa Meski Ada Pengetatan Ekspor

Nadya Zahira
9 Februari 2023, 19:44
Pekerja melintas di depan tumpukan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021). Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Aceh dari Rp1.800 perkilogram naik menjadi Rp3000 perkilogram menyusul tinggi
ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Pekerja melintas di depan tumpukan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021). Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Aceh dari Rp1.800 perkilogram naik menjadi Rp3000 perkilogram menyusul tingginya permintaan Crude Palm Oil (CPO) di pasar

Indonesia tidak akan menghentikan ekspor minyak sawit ke Uni Eropa meskipun ada pengetatan ekspor komoditas tersebut ke benua biru. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia sepakat untuk melakukan pendekatan dan komunikasi dengan Uni Eropa untuk menghadapi hambatan tersebut.

"Tidak ada boikot-boikotan. Jadi kita tidak perlu merespons apa yang tidak ada," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers setelah acara The Palm Oil Industrial Dialogue Between Indonesia and Malaysia di Jakarta, Kamis (9/2).

Advertisement

Airlangga mengatakan, akan melakukan  sosialisasi, komunikasi, dan dialog terkait permasalahan tersebut. Dia menegaskan, pertemuan tersebut sama sekali tidak membahas aksi pemblokiran atau setop ekspor sawit ke Uni Eropa.

"Setop ekspor bukanlah hal yang dibahas," ujarnya.

Sebelumnya Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Fadilah, sempat mengancam untuk mengehentikan ekspor sawit ke Uni Eropa. Dia menyatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan melawan langkah Uni Eropa.

"Atau pilihannya adalah kita hanya menghentikan ekspor ke Eropa, hanya fokus pada negara lain jika mereka mempersulit kita untuk mengekspor ke mereka," kata Fadillah kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Sabtu (14/1).

Namun demikian, sikap tersebut akhirya melunak. Ditemui saat konferensi pers dengan Airlangga, Fadilah mengatakan banyak strategi yang telah dilakukan agar Uni Eropa memberikan kesempatan pada Indonesia dan Malaysia untuk melakukan ekspor sawit dan mencabut aturan antideforestasi.

Fadilah mengungkapkan bahwa ingin memberitahu kepada EU terkait apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia dan Malaysia. Menurut dia, sawit sangat berdampak untuk membantu perekonomian para petani sawit dari kemiskinan.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement