Jelang Panen Raya, Seluruh Impor Beras Bulog Telah Tiba di Indonesia

Nadya Zahira
21 Februari 2023, 09:12
Pekerja memperlihatkan beras medium di Gudang Bulog Baru (GBB) Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Selasa (17/1/2023). Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan tidak ada lagi beras impor yang masuk ke Indonesia pada Maret 2023.
ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp.
Pekerja memperlihatkan beras medium di Gudang Bulog Baru (GBB) Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Selasa (17/1/2023). Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan tidak ada lagi beras impor yang masuk ke Indonesia pada Maret 2023.

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog menyatakan saat ini seluruh impor beras telah tiba di Indonesia. Sebanyak 30.000 ton beras masih antri untuk dibongkar, namun sudah tiba di pelabuhan Indonesia.

Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, mengatakan bahwa impor tersebut dilakukan untuk memenuhi target 500 ribu ton beras hingga akhir Februari 2023. Sebelumnya, Bulog telah impor 200 ribu ton beras pada akhir 2022, dan dilanjutkan impor sebanyak 300 ribu ton lagi pada awal Januari.

"Sisa beras impor kurang lebih sebanyak 30 ribu ton lagi, posisi kapal sudah sandar semua di Indonesia, tinggal tunggu antrian bongkar, karena sering hujan jadi sedikit tertunda proses pembongkaran di Pelabuhan," ujar Tomi saat dihubungi Katadata.co.id melalui telepon, Senin (20/2).

Tomi mengatakan, proses pengiriman sisa beras impor yang mengalami keterlambatan disebabkan oleh gangguan cuaca. Selain itu, proses bongkar muatan kapal-kapal pengangkut beras impor juga turut terkendala cuaca.

Dia menuturkan, realisasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP beras impor di tingkat konsumen saat ini sudah mencapai 315 ribu ton. Sebanyak 500 ribu ton beras impor ditargetkan sudah habis untuk operasi pasar hingga akhir Februari 2023.

Impor Beras Gagal Turunkan Harga

Namun demikian, adanya impor beras dinilai tidak bisa menurunkan harga beras di pasaran. Saat ini, harga beras masih melonjak bahkan dijual di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa, mengatakan impor beras terbukti tidak berdampak signifikan pada harga beras. "Harga tetap tinggi, kemudian Bulog malah menyalahkan pihak lain,” ujar Dwi kepada Katadata.co.id, Kamis (16/2).

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...