BMKG Ingatkan Potensi Hujan Petir dan Angin Kencang di 28 Provinsi

Tia Dwitiani Komalasari
23 Februari 2023, 07:20
Seorang warga berada di pinggiran pantai Mapak, Mataram, NTB, Selasa (14/2/2023). BMKG memperingatkan masyarakat agar waspada terjadinya peningkatan curah hujan dari intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang serta petir di wilayah NTB serta wa
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Seorang warga berada di pinggiran pantai Mapak, Mataram, NTB, Selasa (14/2/2023). BMKG memperingatkan masyarakat agar waspada terjadinya peningkatan curah hujan dari intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang serta petir di wilayah NTB serta waspada gelombang tinggi yang bisa mencapai 2,5 meter - 4 meter di perairan selat Lombok-Alas bagian selatan dan samudra Hindia selatan NTB pada 13-18 Februari 2023.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Kamis (23/2).
 
Dalam sistem peringatan dini cuaca BMKG yang dipantau di Jakarta, diprakirakan terdapat 28 provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Provinsi tersebut adalah Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku.
 
Lalu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
 
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan. Salah satu pemicu cuaca ekstrem tersebut adalah 2aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
 
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto, seperti dikutip dari Antara.
 
Ia mengemukakan potensi cuaca ekstrem ini juga dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan.
 
Selain itu, kata dia, terdapat juga indikasi aktifnya serukan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia. Hal itu membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.
 
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya.
 
Sementara itu, Data Informasi Bencana Indonesia menyatakan tren banjir di Indonesia cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir. Dalam hampir satu dekade terakhir, bencana banjir di Indonesia paling banyak terjadi pada 2020, yakni sebanyak 1.531 kejadian. Jumlah kejadian banjir berkurang pada 2021 menjadi 1.181 kejadian pada 2021.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...