Masa Depan Sawit Rakyat Indonesia Terancam, Produktivitas Anjlok 60%

Nadya Zahira
27 Februari 2023, 15:22
Pekerja mengangkut tandan buah segar kelapa sawit hasil panen di PT Ramajaya Pramukti di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (2/10/2019).
ANTARA FOTO/FB Anggoro
Pekerja mengangkut tandan buah segar kelapa sawit hasil panen di PT Ramajaya Pramukti di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (2/10/2019).

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengungkapkan bahwa produktivitas tandan buah segar atau TBS kelapa sawit Indonesia anjlok hingga sekitar 60%. Petani perlu segera melakukan replanting atau peremajaan kelapa sawit untuk mengembalikan produktivtas. 

Ketua Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan produktivtas sawit rakyat tahun ini rata-rata sekitar 500 kg per hektare. Jumlah itu merosot hampir 60% dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai 1.200 kg atau 1,2 ton per hektare.

Dia mengatakan, petani harus melakukan peremajaan untuk mengatasi masalah tersebut. Program peremajaan tersebut telah dibuat oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS.

“Produktivitas masih menurun, untuk mengatasinya harus melakukan replanting tidak ada pilihan lain," ujar Gulatdi Jakarta, Senin (27/2).

Namun demikian, Gulat mengatakan bahwa saat ini banyak petani kelapa sawit yang tidak bisa replanting karena syarat program PSR yang rumit. Terdapat 38 syarat yang harus dipenuhi, namun yang tersulit adalah kelengkapan koordinat peta yang membutuhkan biaya tinggi.

Syarat ini terkait aturan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yakni kelengkapan kordinat peta. "Petani disuruh melengkapi koordinat peta lahan. Padahal kami semua sudah bersertifikat. Ini gila kalau untuk level petani, ini tidak mungkin," ujar Gulat.

Dia meminta kepada pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut sehingga petani bisa mengikuti PSR.

Dana Pupuk Terhambat

Gulat mengatakan, program PSR sebenarnya memberikan subsidi bagi petani untuk memberikan pupuk. Hal itu sangat bermanfaat di tengah kenaikan pupuk yang mencapai 300%. 

Namun demikian, petani rakyat tidak bisa mendapatkan dana pupuk tersebut karena tak bisa memenuhi syarat PSR. Alhasil, saat ini banyak petani yang mengurangi pemupukan dan berdampak pada produktivitas sawit.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...