Menperin: Impor KRL Opsi Terakhir, Prioritaskan Pembaharuan Teknologi

Nadya Zahira
6 Maret 2023, 18:07
Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/2/2023). Manajemen PT KAI Commuter Indonesia (KCI) menambah sebanyak 31 pengumpan (feeder) sebagai antisipasi kepadatan penumpang transit di Stasiun Manggarai terutama
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/2/2023). Manajemen PT KAI Commuter Indonesia (KCI) menambah sebanyak 31 pengumpan (feeder) sebagai antisipasi kepadatan penumpang transit di Stasiun Manggarai terutama pada jam sibuk.

PT KAI Commuter Indonesia atau KCI belum mendapatkan restu untuk melakukan impor KRL atau Kereta Rel Listrik bekas dari Jepang. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa opsi impor merupakan jalan terakhir, dan pemerintah akan memprioritaskan opsi retrofit.

Retrofit merupakan penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama. Agus mengatakan, pemerintah memprioritaskan retrofit karena dapat menyerap tenaga kerja, sehingga nilai tambahnya juga untuk Indonesia. 

"Kami pemerintah akan mendahulukan, memprioritaskan opsi retrofit. Karena itu ada penyerapan tenaga kerja. Sehingga nilai tambahnya di Indonesia, jadi prioritas kebijakan kita bukan impor, impor yang paling di belakang," ujar Agus kepada awak media, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Senin (6/3).

Sebelumnya, KCI mengajukan impor KRL dari Jepang kepada Kemenperin untuk menggantikan 29 KRL yang akan dipensiunkan pada 2023 dan 2024. Namun sayangnya, pemerintah menilai bahwa rencana impor tersebut dinilai terlalu mendadak.

Agus menilai, perencanaan impor KRL oleh KCI terlalu mendesak dan tidak dipersiapkan secara matang dan baik. Padahal seharusnya, perencanaan itu disiapkan dari lima tahun sebelumnya. Oleh sebab itu dia menegaskan, hal ini tidak boleh terulang kembali.

"Impor KRL yang menjadi catatan kami itu adalah perencanaan, perencanaan dari KCI terhadap pengadaan gerbong. Kami meminta kedepan tidak terulang lagi. Perencanaan harus benar-benar baik, terstruktur, tersistematis, jangka menengah dan panjang, sehingga kami dari Kementerian Perindustrian, sebagai pembina industrinya bisa kami siapkan," ujarnya.

Agus mengatakan, pemerintah akan memanggil Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan atau BPKP untuk melakukan audit baik dari segi barangnya, hingga anggaran yang akan dikeluarkan untuk impor KRL tersebut. Audit tersebut dilakukan kurang dari sebulan.

"Angka yang keluar dari audit itu akan kita jadikan bahan, dan audit itu akan kita perintahkan dengan cepat. Nanti akan kita sesuaikan dari hasil audit," tegasnya.

Agus menegaskan, tahun ini adalah momentum emas untuk melakukan reformasi bagi pemerintah, dalam sektor perkeretaapian nasional. Sehingga, opsi impor sebaik mungkin tidak dilakukan.

"Pemerintah saat ini sedang betul-betul membedah apa yang terjadi pada sektor perkeretaapian," ujarnya.

29 KRL Bakal Pensiun

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan sebanyak 10 rangkaian kereta akan dikonservasi atau dipensiunkan tahun ini. Sementara 19 rangkaian kereta lainnya akan dikonservasi pada 2024.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...