Minyakita Mulai Banjiri Pasar, Dijual Sesuai HET Rp 14.000 per Liter
Minyakita mulai membanjiri pasar dan dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi atau HET yakni Rp 14.000 per liter. Pedagang mengatakan sudah menerima pasokan Minyakita sebanyak 10 dus untuk satu minggu.
Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Tradisional Kramat Jati, Jakarta Timur, Nur Ningsih, mengatakan saat ini dia sudah mulai menjual Minyakita lagi karena stoknya sudah dipasok oleh distributor.
"Sekarang Minyakita sudah dipasok oleh distributor itu 10 dus untuk satu minggu, jadi baru bisa pesannya lagi setelah satu minggu kemudian," ujarnya kepada Katadata.co.id, saat ditemui di Pasar Tradisional Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3).
Dia mengatakan, sebelumnya penjualan Minyakita sangat dibatasi oleh distributor. Pedagang hanya dibolehkan membeli 5 sampai 7 dus. Satu dus berisi masing-masing 12 Minyakita seharga Rp 156.000 per dus.
"Sekarang jatahnya sudah banyak bisa pesan hingga 10 dus, dan harga satu dusnya Rp 143.000," kata dia.
Ningsih mengatakan, saat ini dia dapat menjual Minyakita sesuai dengan HET yakni Rp 14.000 per liter. Pasalnya, distributor menjual minyak tersebut ke penjual hanya seharga Rp 13.000 per liter.
"Kalau dulu saya jual Rp 16.000 per liter, karena dari sananya sudah dijual Rp 15.000 per liter," tuturnya.
Pedagang lainnya, Rachman membenarkan bahwa saat ini stok Minyakita sudah dipasok banyak di Pasar Tradisional Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia juga menjual sesuai HET guna mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kita sudah jual sesuai HET, karena memang dari distributornya harganya juga sudah turun. Ini juga demi membantu masyarakat yang kemarin susah cari Minyakita karena langka," ujar Rachman.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan atau Kemendag juga telah melarang penjualan Minyakita di e-commerce maupun pasar modern. Hal itu bertujuan agar distribusi Minyakita terfokus di pasar tradisional.
Kemendag juga sudah meminta produsen untuk menaikkan suplai Minyakita sebesar 150% dari 300.000 ton menjadi 450.000 ton per bulan sehingga bisa membanjiri pasar seperti saat ini.