Naik Signifikan, Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 7% Saat Ramadan
Penjualan produk industri makanan dan minuman atau mamin diprediksi tumbuh 5-7% saat Ramadan 2023. Pertumbuha industri makanan dan minuman tersebut diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun.
Direktur Industri Agro Kementerian Perindustrian atau Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan pertumbuhan industri mamin pada tahun ini naik signifikan. Kenaikan tersebut telah berlangsung setelah pandemi Covid-19 mereda.
"Pertumbuhan makanan dan minuman pada tahun ini khususnya saat memasuki Ramadan itu sangat baik, untuk prediksi kami percaya mamin ini bisa tumbuh antara 5-7%, bahkan hingga akhir tahun bisa bertambah," ujar Putu dalam acara Bazar Ramadan, di Kantor Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (11/4).
Putu menuturkan, pertumbuhan industri mamin pada tahun ini angkanya sudah mendekati seperti sebelum adanya Pandemi Covid-19. Di mana saat itu pertumbuhannya bisa mencapai hingga 6-7%.
Tidak Akan Naikkan Harga
Ia mengatakan, sejumlah produsen industri makanan dan minuman saat ini berkomitmen untuk tidak menaikan harga jual meskipun bahan baku sulit didapatkan. Mereka akan memilih mengecilkan margin atau keuntungannya.
"Jadi gini, sensitivitas dari industri mamin ini sangat besar sekali, jadi margin keuntungannya akan dikecilkan oleh produsen, mereka berpikir nya yang penting bisa jalan dulu, bukan menaikan harga," ujarnya.
Selain itu, Kemenperin memprediksi konsumen makanan dan minuman di dalam negeri akan bertambah sebanyak 90 juta orang pada 2030. Penambahan konsumen tersebut berasal dari pertumbuhan kelas menengah dan peningkatan pendapatan per kapita
Tak hanya itu, Kemenperin juga mencatat bahwa pengeluaran makanan dan minuman akan bertambah sebanyak 5% per tahun hingga 2030. Artinya, total pengeluaran makanan dan minuman pada 2030 di dalam negeri mencapai US$ 194 miliar atau sekitar Rp 2.894 triliun.