Bahlil: Investasi Rempang Tak Gunakan APBN, Bukan Seperti Kereta Cepat

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menegaskan Rempang Eco City tidak akan menggunakan anggaran negara setelah menjadi Proyek Strategis Nasional per 28 Agustus 2023. Walau demikian, Bahlil mengakui negara akan membiayai konstruksi fasilitas permukiman untuk relokasi masyarakat terdampak.
Untuk diketahui, sejumlah 961 kepala keluarga (KK) yang terdampak investasi Rempang Eco Park akan dipindah ke Kelurahan Tanjung Banon, Pulau Rempang. Bahlil menyampaikan negara akan menyediakan fasilitas umum seperti sanitasi, air minum, dan sekolah.
"Jadi, investasi ini tidak dibiayai APBN, ini bukan seperti kereta cepat. Ini adalah bisnis riil yang dilakukan swasta dengan swasta internasional, tidak ada urusannya sama negara," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (2/10).
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun. Akibat pembengkakan biaya tersebut, pemerintah akhirnya mengucurkan dana APBN untuk menyelesaikan proyek KCJB.
Dana APBN tersebut dikucurkan melalui Penyertaan Modal Negara ke PT Kereta Api Indonesia. Pemerintah juga masih melakukan negosiasi untuk pembayaran utang proyek KCJB ke Cina.
Investasi Rempang Rp 175 T
Bahlil mengatakan, Rempang Eco Park akan dibangun di atas lahan seluas 2.300 hektare. Adapun, investor utama proyek tersebut adalah Xinyi Group dengan total investasi hingga US$ 11,56 miliar atau Rp 175 triliun.