Pemerintah Inggris Akan Cetak NFT dan Kembangkan Stablecoin
Pemerintah Inggris berencana mencetak NFT alias non-fungible token sendiri dan mengembangkan stablecoin. Upaya tersebut dilakukan Inggris untuk menguasai pasar uang kripto (cryptocurrency) global.
Dikutip dari Reuters, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak telah meminta perusahaan milik pemerintah yang bertanggung jawab dalam menambang bitcoin, Royal Mint, untuk meluncurkan NFT pada musim panas ini.
Sekretaris Ekonomi di Departemen Keuangan Inggris John Glen telah mengonfirmasi permintaan itu dalam pidatonya di Innovate Finance Global Summit. Ia mengatakan, Royal Mint akan membuat token yang tidak dapat dipertukarkan alias NFT.
Ini menjadi pendekatan berwawasan ke depan yang ingin kami ambil," katanya dikutip dari Reuters, Selasa (5/4). "Detail lebih lanjut tentang NFT Royal Mint akan segera tersedia," ujarnya lagi.
CNN melaporkan, NFT adalah aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game. Aset digital ini tidak dapat digandakan atau diganti.
NFT mengubah karya seni digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya. Dengan begitu, karya ini bisa diverifikasi keasliannya dan dapat diperdagangkan melalui blockchain.
Selain NFT, Inggris akan membuat Undang-Undang (UU) tentang stablecoin untuk pembayaran. Aturan itu dianggap mampu menciptakan kondisi yang berkelanjutan bagi penerbit stablecoin dan penyedia layanan di Inggris.
Stablecoin merupakan cryptocurrency yang nilainya terkait dengan mata uang tradisional atau komoditas seperti emas. Stablecoin bertujuan menghindari volatilitas dan memfasilitasi cryptocurrency seperti bitcoin yang tidak praktis untuk sebagian besar perdagangan.
“Ini juga akan memungkinkan konsumen untuk menggunakan layanan pembayaran stablecoin dengan percaya diri," kata Glen.
Selain itu, Inggris berencana membentuk gugus tugas yang mengatur aset kripto bernama Cryptoasset. Gugus tugas akan diketuai oleh menteri dan regulator Inggris. "Mereka akan bekerja sama menciptakan lanskap regulasi yang dinamis dan berfungsi untuk semua orang," katanya.
Gugus tugas juga memungkinkan penerapan teknologi blockchain dalam menerbitkan instrumen utang. Sejumlah upaya tersebut dilakukan Inggris guna meraup potensi pasar kripto yang besar secara global.
"Kami berpikir menjadikan negara ini tempat yang ramah untuk kripto. Kami dapat menarik investasi, menghasilkan banyak lapangan pekerjaan baru, dan menciptakan gelombang produk serta layanan baru yang inovatif,” kata Glen.
Cryptocurrency memang berkembang pesat. Saat ini, tingkat kepemilikan kripto pada tataran global mencapai 3,9 persen pada 2021 atau setara dengan 300 juta jiwa. Lebih dari 18.000 bisnis menerima kripto sebagai alat pembayaran.
Dikutip dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar kripto global saat ini adalah US$ 2,09 triliun. Total volume pasar kripto selama 24 jam terakhir mencapai US$ 109,82 miliar.
Sementara itu di Indonesia, hasil survei Populix menunjukkan sebanyak 33% responden sudah mengetahui NFT. Adapun di antara responden yang tahu soal NFT dan sebanyak 38% mengaku pernah membeli NFT.
Jenis NFT yang paling banyak dibeli responden adalah beragam produk online dengan persentase 44%. Kemudian sebanyak 39% responden membeli jenis NFT berupa item dalam game.