Ini Kelebihan Bioenergi Dibandingkan PLTS dan EBT Lainnya

Muhamad Fajar Riyandanu
24 Desember 2022, 22:00
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 per
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (5/3/2022). Kementerian ESDM mencatat realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional pada tahun 2021 mencapai 11,5 persen yang sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi bauran EBT per akhir 2020 lalu yang sebesar 11,2 persen.

Kementerian Enegeri dan Sumber Daya Mineral atau ESDM terus mendorong implementasi bioenergi untuk mengejar target bauran energi baru dan terbarukan atau EBT sebesar 23% di 2025. Penerapan bioenergi dinilai menjadi alternatif di tengah akselerasi input suplai energi terbarukan yang masih belum optimal.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, mengatakan bahwa sumber daya bioenergi biasanya diperoleh dari hutan tanam energi, tanaman minyak nabati, serta limbah atau sampah.

Edi mengatakan, pemanfaatan bioenergi bisa lebih optimal karena berada langsung di bawah kontrol manusia. Hal ini berbeda dengan sifat energi terbarukan yang sangat bergantung pada kondisi alam, seperti sumber energi matahari, hidro, angin, arus laut dan panas bumi.

Diamenuturkan, penggunaan bioenergi bisa menjadi opsi bahan bakar, terutama untuk memasak dan sumber pemanas. Selain itu, bioenergi juga bisa digunakan untuk sektor transportasi dan pembangkit listrik sehingga mampu menekan karbon dioksida dari penggunaan bahan bakar fosil.

"Kalau bioenegi sumber dayanya sangat tergantung pada pengusahaan oleh manusia. Kalau kita mau mengembangkannya, maka sumber dayanya akan tetap terjaga dengan baik," kata Edi dalam agenda bertajuk 'Soft Launching Pilot Project Kemitraan Pengusahaan Biomassa dan Batubara Sumatera Selatan' pada Kamis (22/12).

 Menurut catatan Kementerian ESDM, potensi pemanfaatan bioenergi domestik mencapai 57 giga watt (GW) dengan realisasi hingga saat ini baru di angka 3.073 mega watt (MW). Adapun sumber utama dari bioenergi adalah hutan tamanam energi yang umumnya terdiri dari kayu pohon akasia, pongam, eucalyptus, kaliandra, turi, dan lamtorogung.

Selain itu ada sumber lain dari tanaman penghasil minyak nabati seperti kelapa sawit, bunga matahari, tebu, kedelai, jarak, jagung dan olive. Kemudian ada limbah yang datang dari berbagai sumber seperti limbah hutan, pertanian, perternakan, sampah kota hingga kotoran manusia.

"Bioenergi ini juga dipengaruhi oleh karakteristik wilayah setempat, dan ini terus berkembang," ujar Edi.

Pemanfaatan bioenergi yang paling terlihat yakni penyediaan bahan bakar nabati biodiesel 30 atau B30 yang merupakan campuran dari 30% minyak sawit dan 70% solar. Selain itu juga ada campuran biomassa sebagai campuran bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...