Pemerintah Diminta Hati-hati Kembangkan Pembangkit Listrik Nuklir

Nadya Zahira
29 November 2023, 15:51
Petugas Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjelaskan kerja Reaktor Daya Eksperimental (RDE) kepada media di Lab Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/1/2019).
ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL
Petugas Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjelaskan kerja Reaktor Daya Eksperimental (RDE) kepada media di Lab Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/1/2019).

Pemerintah diminta hati-hati mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pengembangan PLTN menyebabkan sejumlah risiko yang patut dipertimbangkan dengan matang. 

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan pemerintah harus mempunyai kriteria yang jelas mengenai teknologi PLTN yang ingin dikembangkan. Parameter dan teknologi nuklir tersebut harus terbukti aman. 

“Katanya teknologi yang digunakan itu Small Modular Reactor (SMR), saya kira kita semua harus hati-hati memperhatikan parameter dari teknologinya. Paling tidak harus terbukti andal, aman, dan harganya kompetitif tidak membebani pemerintah dan keuangan negara,” kata Fabby kepada Katadata.co.id menanggapi rencana pemerintah membangun PLTN di Indonesia, Rabu (29/11).

Fabby menuturkan, pemerintah juga harus memastikan ada transparansi dari sisi pemberian izin dan perhitungan ekonomi. Hal itu termasuk potensi risiko keuangan yang harus ditanggung oleh pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN).  

“Jadi terlepas dari apapun, pemerintah harus memastikan adanya transparansi, jadi semuanya harus jelas,” ujarnya. 

Mengingat risiko tersebut, Fabby mengatakan, pemerintah juga perlu membandingkan biaya pemangkasan emisi atau abatement cost per ton karbon dioksida (CO2) dibandingkan pilihan teknologi-teknologi lainnya.

Analis Energi Institute of Energy Economics and Financial, Putra Adhiguna, mengatakan teknologi nuklir bisa menurunkan emisi hingga 10% pada 2050. Namun, dia menekankan pentingnya perizinan dan faktor keselamatan dalam pembangunan PLTN di Indonesia

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...