COP28 Hasilkan Pembiayaan Iklim Rp 1,28 Kuadriliun, Ini Rinciannya
"Sebagai negara kepulauan di wilayah tropis, kerentanan Indonesia terhadap dampak krisis iklim adalah yang ke-3 tertinggi di dunia. Jika krisis iklim memburuk, perekonomian (GDP) Indonesia diperkirakan akan tergerus hingga 7% pada 2100," tulis pernyataan tersebut.
Untuk menghindarkan bahaya krisis iklim, dunia membutuhkan aksi iklim segera. Oleh karenanya, dalam momen COP28 ini, masyarakat sipil Indonesia dalam keterangan resmi, Sabtu (2/12) menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan dunia untuk mengeluarkan komitmen politik dan mandat yang tegas untuk meningkatkan aksi iklim secara berkeadilan.
Adapun 19 organisasi tersebut adalah:
- Yayasan Auriga Nusantara
- Perkumpulan HuMa
- Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial
- Yayasan MADANI Berkelanjutan
- Perkumpulan Mandala Katalika Indonesia (Manka)
- Yayasan Penguatan Lingkar Belajar Komunitas Lokal (PIKUL)
- Institute for Essential Services Reform (IESR)
- Yayasan EcoNusa
- Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan
- Yayasan Intsia di Tanah Papua
- Transformasi untuk Keadilan Indonesia (TuK INDONESIA)
- Publish What You Pay (PWYP)
- Indonesia Forest Watch Indonesia (FWI)
- Yayasan Pusaka Bentala Rakyat
- Working Group ICCAs Indonesia
- Trend Asia
- WALHI Nasional
- Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)
- Koaksi Indonesia
COP28 berlangsung di Expo City Dubai, Uni Emirat Arab, dari 30 November hingga 12 Desember 2023. Konferensi ini dihadiri lebih dari 70.000 peserta, termasuk kepala negara, pejabat pemerintah, pemimpin industri internasional, sektor swasta perwakilan, akademisi, pakar, pemuda, dan aktor non-negara.
UEA memimpin proses agar semua pihak menyepakati peta jalan yang jelas, mempercepat kemajuan melalui transisi energi global yang pragmatis dan “tidak meninggalkan siapa pun di belakang” untuk aksi iklim inklusif.