Saham Apple Anjlok Empat Sesi Berturut-turut Imbas Kebijakan Cina

Tia Dwitiani Komalasari
30 November 2022, 08:14
Salah satu gerai terbesar Apple di China yang berlokasi di pusat perbelanjaan internasional kenamaan Sanlitun masih tutup, Beijing, Rabu (18/5/2022). Separuh dari 200 perusahaan pemasok utama Apple di China berhenti beroperasi seiring dengan kebijakan nol
ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/foc.
Salah satu gerai terbesar Apple di China yang berlokasi di pusat perbelanjaan internasional kenamaan Sanlitun masih tutup, Beijing, Rabu (18/5/2022). Separuh dari 200 perusahaan pemasok utama Apple di China berhenti beroperasi seiring dengan kebijakan nol COVID-19 yang berbuntut pada penguncian wilayah (lockdown) di Beijing dan Shanghai.

Indeks saham Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Selasa (29/11), dengan S&P 500 turun terseret kerugian Apple dan Amazon. Pasar sedang menunggu pidato Gubernur Federal Reserve AS, Jerome Powell, yang diprediksi dapat memberikan petunjuk tentang besarnya kenaikan suku bunga di waktu mendatang.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 3,07 poin atau 0,01%, menjadi 33.852,53 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 6,31 poin atau 0,16%, menjadi 3.957,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 65,72 poin atau 0,59 persen, menjadi 10.983,78 poin.

Advertisement

Investor juga fokus pada protes yang dilakukan warga Cina terhadap pembatasan Covid-19, termasuk di pabrik iPhone terbesar di dunia. Saham Apple turun 2,1 persen, melemah untuk sesi keempat berturut-turut.

Gelombang sipil di Cina daratan baru-baru ini terjadi ketika jumlah kasus Covid-19 mencapai rekor tertinggi harian. Kebijakan nol Covid pemerintah Cina membuat sebagian besar kota menghadapi penguncian baru, yang semakin mengancam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Bocoran Gubernur The Fed

Powell akan berbicara di acara Brookings Institution tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja pada Rabu (30/11). Investor akan mencari petunjuk tentang kapan The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif.

"Tidak ada yang mau membeli sebelum Powell berbicara. Semua orang gelisah dengan apa yang akan dia katakan," kata Ron Saba, manajer portofolio senior di Horizon Investments di Charlotte, seperti dikutip dari Antara, Rabu (30/11).

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement