Indeks Wall Street Berguguran Tertekan Data Tenaga Kerja AS
Wall Street kehilangan lebih dari 1% pada akhir perdagangan Kamis (5/1) waktu setempat, dengan indeks Nasdaq memimpin penurunan. Hal itu dipengaruhi data tenaga kerja AS yang mengikis harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga setelah fokus pada inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 339,69 poin atau 1,02%, menjadi menetap di 32.930,08 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 44,87 poin atau 1,16%, menjadi berakhir di 3.808,10 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 153,52 poin atau 1,47%, menjadi ditutup pada 10.305,24 poin.
Sektor real estat memimpin penurunan terbesar dengan kerugian 2,9% di antara 11 sektor utama S&P 500, diikuti utilitas merosot 2,2%. Satu-satunya yang untung adalah energi yang ditutup naik 1,99% karena harga minyak ditutup lebih tinggi.
Data Tenaga Kerja Menguat
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Kamis (5/1/2023) menunjukkan kenaikan pekerjaan swasta yang lebih tinggi dari perkiraan pada Desember. Laporan lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun minggu lalu.
Pada Rabu (4/1/2023), kumpulan data lain menunjukkan penurunan moderat dalam lowongan pekerjaan AS. Sementara pasar tenaga kerja yang kuat biasanya akan disambut sebagai tanda kekuatan ekonomi, investor saat ini melihatnya sebagai alasan Fed mempertahankan suku bunga tinggi.
"Sangat jelas bahwa kabar baik di pasar tenaga kerja berarti kabar buruk bagi pasar saham. Data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sangat tangguh," kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar Ameriprise di Tory Michigan.