Rupiah Melemah Setelah Negosiasi Utang AS Gagal Hasilkan Kesepakatan
Rupiah dibuka stagnan di level Rp 14.890 per dolar AS di pasar spot pagi ini, Selasa (23/5). Namun isu plafon utang AS yang belum mencapai kesepakatan serta komentar hawkish terbaru dari pejabat bank sentral AS, The Fed, diperkirakan menekan rupiah hari ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke arah Rp 14.904 pada pukul 09.20 WIB, terkoreksi 0,09% dari posisi penutupan kemarin sore.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Yen Jepang terkoreksi 0,17% bersama dolar Singapura dan Hong Kong masing-masing 0,01%, dolar Taiwan 0,1%, rupee India 0,19%, yuan Cina 0,28%, ringgit Malaysia 0,23% dan baht Thailand 0,44%. Sebaliknya, won Korsel dan peso Filipina menguat masing-masing 0,37% dan 0,3%.
Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berbalik melemah hari ini di tengah penantian kepastian soal isu plafon utang AS dan komentar hawkish pejabat The Fed. Rupiah kemungkinan melemah ke arah Rp 14.900-Rp 14.930 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 14.880 per dolar AS.
"Penantian batas utang yang mendekati deadline 1 Juni kelihatannya menjadi kekhawatiran pelaku pasar yang mendorong pasar masuk ke aset aman dolar AS sehingga dolar kembali menguat," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Selasa (23/5).
Pertemuan Biden dan McCarthy Tak Hasilkan Kesepakatan
Pertemuan Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy dini hari ini tak menghasilkan kesepakatan soal penangguhan atau kenaikan plafon utang. Meski demikian, Biden menyebut pertemuan tersebut produktif dengan kemungkinan pemerintah dengan legislatif AS tampaknya akan makin sering bertemu untuk menghindari deadline default utang yang bisa terjadi awal bulan depan.