Wisata Mangrove Desa Budo dan Gerbang Alternatif Menuju Bunaken

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
5 November 2019, 15:12
Desa Budo
Katadata

Desa Budo di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara tengah mengembangkan wisata mangrove. Jajaran pemerintah desa dan warga bergotong royong mengoptimalkan operasional destinasi rekreasi yang berada di tepi laut ini. Selain wisata mangrove, Desa Budo dapat menjadi gerbang alternatif menuju Taman Laut Bunaken.

Perjalanan dari Budo ke Pulau Bunaken bisa ditempuh dalam 30 menit menggunakan perahu. Jauh lebih cepat daripada keberangkatan dari Manado yang menghabiskan sekitar 1,5 jam. Jarak yang dekat dengan Taman Laut Bunaken menjadi salah satu keunggulan desa yang dihuni sekitar 287 keluarga ini. Bahkan, Budo juga tepat dijadikan titik keberangkatan menuju pulau lain, seperti Siladen dan Nain.

Di bibir pantai, Desa Budo menyiapkan dermaga dan empat pondok. Infrastruktur senilai Rp 400 juta yang didanai APBDes 2018 ini hadir memfasilitasi wisatawan yang ingin santai sembari menyaksikan keindahan pemandangan Pulau Manado Tua, Bunaken, dan Siladen dari kejauhan. Pelancong dapat menikmati matahari tenggelam yang tampak seakan-akan masuk ke dalam mulut Gunung Manado Tua.

Masyarakat Budo meyakini bahwa wisata mangrove di desanya tak kalah cantik dibandingkan dengan Taman Laut Bunaken. Area rekreasi tepi laut ini sedang dikembangkan menjadi pusat wisata di Kecamatan Wori. Ide pengembangan wisata mangrove ini terinspirasi dari Desa Sigenti Selatan, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Kepala Desa atau Hukum Tua Desa Budo Frenki Humaisi berharap, aktivitas wisata yang ada di desanya dapat semakin variatif pada tahun-tahun mendatang. “Kami akan mengembangkan wisata bawah laut yaitu diving dan snorkeling. Kira-kira 50 meter dari dermaga,” kata dia.

Dia juga bercerita, hutan mangrove di Desa Budo terbilang unik karena memiliki sembilan jenis tumbuhan bakau dengan beragam bentuk dan kegunaan. Oleh karena itu, kelak hutan ini juga akan dikembangkan menjadi destinasi wisata edukatif.

Namun, sebelum pengembangan wisata mangrove Budo dilakukan, terlebih dulu dibangun sepuluh pondok baru disertai gedung pertemuan. Dana senilai Rp 770 juta untuk membiayai proyek ini sudah dialokasikan dalam APBDes periode 2019.

Sekretaris Desa Budo Odi Randi Lintogareng mengatakan, efek domino yang muncul berkat kehadiran wisata mangrove ialah bertambahnya penghasilan masyarakat. Tak hanya itu, pengoperasian dermaga di Budo juga mempermudah aktivitas nelayan karena bisa berangkat melaut langsung dari Budo.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...