Terwujudnya POD LNG Abadi Blok Masela, Picu Investasi Migas Indonesia

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
25 Juni 2019, 14:36
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro
Katadata
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro

Jakarta, 23 Juni 2019 - Pemangku kepentingan minyak dan gas bumi nasional optimistis selesainya pembahasan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development atau POD) LNG Abadi Blok Masela, bakal memicu ketertarikan investor global untuk turut berinvestasi pada sektor ini di Indonesia.

 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan hal tersebut yang ditandai dengan persetujuan POD pada 27 Juni 2019. Hal ini membuktikan investasi migas nasional tidak meredup.

 

Sebelumnya SKK Migas dan INPEX Corporation telah menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek LNG Abadi, Blok Masela pada 16 Juni 2019. INPEX juga telah menyerahkan revisi POD pada 20 Juni 2019. “Investasi yang mencapai US$ 20 miliar bukan nilai yang kecil. Ini menunjukkan kita masih menarik untuk investasi migas. Apalagi, proyek itu ada di Indonesia bagian timur. Selain itu, istimewanya Proyek LNG Lapangan Abadi adalah terjadi di laut dalam,” katanya.  

 

Realisasi investasi INPEX di Blok Masela tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan produksi migas nasional, tetapi juga mendorong efek lainnya, yaitu peningkatan tenaga kerja, munculnya industri pendukung, hingga potensi eksplorasi di sekitar Blok Masela.

 

Pengembangan Lapangan Gas Abadi,Blok Masela juga menjadi istimewa mengingat proyek strategis nasional ini terjadi di Kawasan Timur Indonesia. Sebelumnya, proyek migas strategis lain yang direalisasikan di kawasan tersebut adalah Proyek LNG Tangguh yang dioperatori BP Indonesia.

 

Proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela merupakan proyek LNG terpadu skala besar pertama yang dioperasikan oleh INPEX di Indonesia. Rencana pengembangan yang direvisi berdasarkan skema pengembangan LNG darat dengan kapasitas produksi gas alam cair sebesar 9,5 juta ton per tahun.

 

Dwi menambahkan, investasi sebesar US$ 20 miliar ini merupakan jumlah foreign direct investment (FDI) terbesar dalam suatu proyek sepanjang sejarah Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan iklim investasi di Indonesia sangat kondusif dan diharapkan dapat mendorong investor lainnya untuk berinvestasi di Indonesia.

 

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, mengungkapkan bahwa selesainya pembahasan rencana pengembangan ini terjadi setelah INPEX mendapatkan kepastian keekonomian atas proyek LNG Abadi Blok Masela.

 

Dia berharap, setelah POD disahkan tidak banyak pembahasan yang akan dilakukan antara KKKS dan Pemerintah. Jika pun ada hanya sebatas yang bersifat administrasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...