Polisi Sebut Pelaku Kerusuhan 21-22 Mei Mulai dari Ormas hingga Parpol

Image title
5 Juli 2019, 20:38
pelaku kerusuhan Mei Jakarta
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Suasana pasca kerusuhan di sekitaran wilayah MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebutkan delapan (8) kelompok besar diduga terlibat dalam aksi kerusuhan  pada 21-22 Mei yang lalu. Kelompok tersebut di antaranya oknum organisasi masyarakat (ormas) Islam, partai politik dan relawan.

"Ada delapan kelompok yang bermain di 21-22 Mei lalu, kami masih mendalami," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/7).

(Baca: Polisi Ungkap Sembilan Tersangka Baru Terkait Kerusuhan 21-22 Mei)

Dari bahan presentasi polisi, kelompok pelaku kerusuhan terbagi menjadi oknum ormas Islam, oknum Ormas, oknum Parpol, dan oknum relawan. Polisi tak menyebutkan dengan detail para pelaku dalam kelompok tersebut.

Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro jaya Kombes Pol Suyudi Ario Seto menjabarkan dalam bahan presentasi terdapat sejumlah organisasi Islam dari beberapa daerah yakni dari Jakarta, Serang, Cianjur, Banten, Tasikmalaya, Banyumas, Lampung dan Aceh.

Ada pun beberapa ormas yang diduga terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut antara lain Gerakan Reformis Islam (Garis), Gerakan Rakyat Indonesia Baru, dan Pemuda Muhammadiyah. Ada pula unsur partai politik didalamnya yang disebutkan dalam inisial yakni GR, PN dan PS.

Dedi juga menyebut terdapat kelompok tertentu yang memang sengaja menciptakan suasana menjadi ricuh di tengah peserta aksi damai.  "Ada kelompok-kelompok yang sengaja memanfaatkan momentum demo 21-22 Mei dengan triger-nya menciptakan martir," katanya.

Advertisement

(Baca: Hoaks Selama Sidang Pilpres di MK Turun 93% Dibanding Kerusuhan 22 Mei)

Hingga kini, polisi menetapkan sembilan tersangka baru yang diduga pelaku kerusuhan di Jakarta. Mereka diduga melakukan perusakan dan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas dinas, baik mobil ataupun bangunan di Asrama Brimob. Delapan di antaranya sudah ditangkap. Satu orang masih dalam pengejaran polisi.

“Patut diduga dia yang menjadi aktor intelektual, yang melakukan ajakan dan seruan untuk membakar dan menyerang. Semoga bisa segera ditangkap," kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Suyudi Ario Seto di Media Center Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jum'at (5/7).

Kepolisian menggunakan metode Scientific Investigation, dengan teknologi pengenalan wajah (face Scientific indentification) untuk menangkap delapan tersangka tersebut. Kepolisian menganalisis 704 sumber visual, yang terdiri dari 60 CCTV, 470 video amatir, 93 foto amatir, media sosial dan media konvensional.


Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement