Mendag Nilai Kesepakatan G20 Penting Menekan Tensi Perang Dagang

Rizky Alika
11 Juni 2019, 00:00
peran G20 dalam perang dagang
ANTARA FOTO/Toshifumi Kitamura/Pool via REUTERS
Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin (ka, di panggung) memberikan pidato saat G20 Ministerial Symposium on International Taxation dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Fukuoka, Jepang, Sabtu (8/6/2019).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pertemuan G20 membahas upaya mengurangi tensi perdagangan global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Enggar memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan Menteri Perdagangan Negara Anggota G20 yang dilaksanakan pada 8—9 Juni 2019 di Tsukuba, Ibaraki, Jepang.

"Pertemuan Tingkat Menteri ini menghasilkan kesepakatan utama mengenai pentingnya peran G20 dalam mengurangi ketegangan perdagangan global," kata Enggar seperti dalam siaran pers yang dikutip Katadata.co.id, Senin (10/6).

Menurutnya, G20 juga memberikan sinyal positif bagi dunia usaha melalui dorongan politis yang kuat bagi peningkatan fungsi World Trade Organization (WTO). Kesepakatan ini merupakan respons dari kondisi ekonomi global yang tengah menurun akibat ketegangan perdagangan.

(Baca: Di G20, Sri Mulyani Ungkap Cara Tagih Pajak Google hingga Facebook)

Selain itu, kesepakatan tersebut akan menjadi masukan bagi para pemimpin G20 pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang dijadwalkan berlangsung pada 28—29 Juni 2019 di Osaka, Jepang. Menurutnya, ada tiga pesan utama dari Presidensi Jepang dalam Forum G20.

Pesan pertama, perlunya kerja sama negara-negara anggota G20 di sektor perdagangan dan investasi guna mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi global. Sebab, dua hal tersebut merupakan mesin utama penggerak pertumbuhan, produktivitas, inovasi, dan penyediaan lapangan kerja.

Kedua, pemutakhirkan aturan pengaturan subsidi di sektor industri. Ketiga, pentingnya memberikan arah dari isu reformasi WTO.

Enggar melanjutkan, Indonesia memandang reformasi WTO sebagai hal penting untuk memulihkan sistem perdagangan multilateral dan mengembalikan kredibilitas WTO. “Hal utama yang menjadi fokus dan prioritas saat ini adalah mekanisme penyelesaian sengketa dan pemilihan anggota badan majelis banding (Appellate Body)," kata Enggar.

(Baca: Para Pejabat Keuangan G20 Tak Akan Bahas Penyelesaian Perang Dagang)

Peningkatan fungsi perundingan harus fokus pada isu yang belum terselesaikan di Doha, seperti pertanian, perikanan, dan perlakukan khusus dan berbeda (special and differential treatment).

Pada KTT G20 tersebut, isu perdagangan digital juga dibahas untuk pertama kalinya. Anggota G20 memandang transformasi digital berperan penting dalam menghasilkan peluang maupun tantangan bagi perdagangan saat ini.

Ada pun, Indonesia tetap menghormati peraturan dan regulasi yang berlaku di suatu negara, khususnya terkait pergerakan arus data dan informasi perdagangan. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Enggar juga menilai, penyimpanan dan pengamanan data strategis di dalam negeri menjadi hal utama.

(Baca: Jepang Minta Dukungan RI Terkait Kesepakatan Pertukaran Data di G20)

Selain itu, Enggar menilai Indonesia perlu memberikan perhatian khusus kepada mereka yang rentan secara ekonomi, termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM). "Sehingga perdagangan digital dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yang inklusif," kata Enggar.

Sebagai informasi, G20 menjadi forum utama kerja sama ekonomi internasional yang terus berupaya memperkuat pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Fokus G20 tidak hanya pada ekonomi makro, tetapi juga pada isu ekonomi global seperti, perdagangan, infrastruktur dan investasi, energi, ketenagakerjaan, pemberantasan korupsi, pembangunan, pertanian, teknologi, inovasi, serta ekonomi digital.

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...