Langkah Panjang Gim Lokal Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Yuliawati
Oleh Yuliawati
8 April 2019, 09:00
industri gim Indonesia, ekonomi kreatif
Katadata
Ajang Piala Presiden Esports. Perlombaan gim mempengaruhi ketertarikan pengembangan gim di Indonesia.

Tampil di ajang tahunan Game Connection America (GCA) di San Fransisco, Amerika Serikat merupakan impian para pengembang (developer) gim. Tak hanya ajang memamerkan karya, para pengembang mendapat kesempatan mengikuti pertemuan bisnis dengan perusahaan-perusahaan publisher gim papan atas dunia.

Beberapa penerbit gim kelas wahid kerap hadir di ajang ini, seperti Ubisoft, EA, 505 Games, Tencent dan NetEase. Sebelas pengembang gim asal Indonesia yang mengikuti ajang tersebut pada pertengahan Maret lalu pun mengincar transaksi dengan mereka.

Advertisement

(Baca Edisi Khusus: Impian Industri Kreatif Tanah Air Menapaki Jejak Korea)

“GCA membuka gerbang bagi pelaku industri dalam negeri untuk membangun network dan partnership dengan pelaku industri dunia untuk mempercepat laju pertumbuhan bisnis mereka,” kata Deputi Akses Jaringan dan Permodalan Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Pertemuan di Game Connection America, 2018.
Pertemuan di Game Connection America, 2018. (GCA)
 

Pengembang gim asal Bandung, PT Lentera Nusantara yang memproduksi Ghost Parade merasakan manfaat dari mengikuti Game Connection America 2018. Bermula dari pertemuan itu, Lentera berhasil membuat kesepakatan bisnis dengan perusahaan publisher Aksys Game.

COO Lentera Nusantara, Anindyo Wishnu, bertemu business to business dengan publisher Aksys Game pertama kali dalam ajang Game Connection. “Aksys mempunya misi membawa kebudayaan Jepang ke Amerika, dan mereka mau mencoba membawa Indonesia. Kami klop soal itu,” kata Wishnu.

Setelah negosiasi berbulan-bulan, Lentera lantas mendapat bantuan Aksys untuk memperoleh  software development kit sehingga Ghost Parade dapat digunakan untuk platform konsol. Pada tahun ini, rencananya Aksys Game akan merilis Ghost Parade di seluruh dunia melalui berbagai platform, seperti di antaranya Nintendo Switch, PlayStation4, dan PC via Steam.

Ghost Parade
Gim horor Ghost Parade dengan tokoh utama anak SD bernama Suri berhasil masuk ke platform konsol. (Facebook Ghost Parade)
 

Whisnu mendukung pemerintah, dalam hal ini Badan Ekonomi Kreatif, untuk memfasilitasi pengembangan gim lokal. Selama mengikuti ajang Game Connection Bekraf menanggung biaya sewa lahan, pembuatan booth, dan akomodasi bersama. Biaya perjalanan dan biaya hidup selama di lokasi ditanggung masing-masing peserta.

“Mengadakan event ke luar negeri bisa membuka mata developer, bahwa saingannya bukan hanya tingkat lokal tapi global,” kata Whisnu.

Indonesia Dianggap Produsen Gim Indie

Industri gim merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mendapat prioritas Bekraf. Bersama dengan subsektor film dan musik, gim dianggap berpotensi tumbuh pesat.

Nilai ekonomi industri gim global sangat menggiurkan. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan film dan musik. Menurut catatan AGI, nilai industri game global (2018) adalah US$ 134,9 miliar. Sementara industri film box office sekitar US$ 40 miliar dan musik sekitar US$ 19 miliar.

Namun, pertumbuhan industri gim di Indonesia masih tertinggal jauh. Nilai industri gim sekitar US$ 900 juta, atau sekitar Rp 12 triliun. Itu pun didominasi gim asing.

(Baca Edisi KhususSinar Cerah Produk Industri Kreatif di Pasar Global)

Sementara itu, berdasarkan lembaga analisis data asal Belanda, Newzoo, Indonesia menempati posisi ke 17 dari 100 negara dengan jumlah pendapatan terbesar dari industri video game.

10 Game Online Terlaris
Infografik 10 Game Online Terlaris (Katadata)
 

Dua peringkat utama diduduki Tiongkok dan Amerika Serikat dengan pendapatan US$ 34,4 miliar dan US$ 31,53 miliar. Sementara pendapatan dari transaksi gim di Indonesia US$ 1 miliar.

Dari jumlah transaksi tersebut hanya sekitar 1 % yang masuk kantong pengembang lokal. “Industri gim kita berada dalam posisi yang kritis: pasarnya besar sekali, tapi mayoritas pengeluaran diserap perusahaan asing,” kata Cipto.

Padahal potensi pasar gim dalam negeri begitu besar, mengingat jumlah pengguna atau pemain gim sekitar 44 juta pada 2017. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah seiring tren pertandingan gim atau esports. 

(Baca Edisi KhususIndustri Kreatif dalam Bidikan Para Pengusung Modal)

Mayoritas pengguna gim ini menggunakan permainan jenis mobile yang banyak dipasok dari luar negeri, terutama Tiongkok. Sementara pengembang lokal masih sedikit yang memproduksi gim mobile.

Besarnya potensi pasar gim berhasil mendorong pertumbuhan signifikan industri gim lokal sejak tiga tahun terakhir. Menurut catatan AGI, setiap tahunnya pertumbuhan pengembang gim lokal di Indonesia naik sekitar 30 %. Berdasarkan database AGI pada 2017, jumlah pengembang lokal terdapat 170 studio gim dan perkiraannya pada 2018 menjadi 210-220.

Meski begitu, perkembangan gim Indonesia masih dianggap dalam tahap ‘bayi’. Bila dibandingkan Vietnamn, misalnya, jumlah pengembang lokal dan investasi yang beredar tertinggal jauh. “Nilai investasi gim dalam negeri kita hanya sekitar 10 % dari Vietnam,” kata Operational Manager Asosiasi Game Indonesia (AGI), Jan Faris Majd.

Halaman:
Reporter: Ratri Kartika W.
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement