Dua Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Jelang Pilpres
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 3,4% dalam enam bulan terakhir. Setidaknya terdapat dua penyebab turunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam enam bulan terakhir.
Survei teranyar Litbang Kompas menunjukkan perolehan suara Jokowi-Ma'ruf saat ini sebesar 49,2%. Pada Oktober 2018, elektabilitas pasangan calon petahana tersebut sebesar 52,6%.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai Pemilu Serentak 2019 membuat banyak partai politik pendukung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum bekerja optimal. Partai politik banyak yang lebih fokus bekerja untuk pemilihan legislatif dibandingkan pemilihan presiden.
(Baca: Tim Jokowi Optimistis Prabowo Sulit Kejar Elektabilitas dalam Sebulan)
Emrus mengatakan, partai-partai tersebut cenderung menyelamatkan dirinya sendiri karena adanya ambang batas parlemen sebesar 4%. "Mereka pasti lebih utamakan kursi caleg ketimbang kursi capres cawapres di Pilpres," kata Emrus di Jakarta, Rabu (20/3).
Untuk memenangkan Pileg, Emrus bahkan menyebut ada partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf yang tak segan bekerja sama dengan partai oposisi. Emrus menilai hal tersebut menunjukkan belum solidnya partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin juga menilai seharusnya partai-partai dalam KIK tak berkoalisi dengan partai-partai oposisi untuk bisa menarik suara masyarakat. "Logikanya kan harus bersatu di tingkat koalisi partainya untuk memenangkan pasangan calon 01," kata Ujang.