Beda Sinyal Nasib Koalisi Jokowi vs Prabowo Jelang Pendaftaran Pilpres

Dimas Jarot Bayu
Oleh Dimas Jarot Bayu - Ameidyo Daud Nasution
24 Juli 2018, 21:08
Jokowi Prabowo
ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Presiden Joko Widodo mendapat cindera mata dari Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto di Denpasar, Bali, Kamis (8/12/2016).

Koalisi pengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kubu pendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam waktu bersamaan mengadakan pertemuan Senin (23/7) malam. Kedua kubu pun sama-sama membahas penggodokan calon wakil presiden (cawapres) menjelang pendaftaran Pemilihan Presiden 2019.

Jokowi bersama enam ketua umum (ketum) partai politik membahas cawapres sembari bersantap malam di Istana Bogor, Jawa Barat. Mereka adalah Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, serta Ketum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.

Advertisement

Dalam santap makan malam itu tersaji beragam menu Nusantara seperti ikan gurame goreng, tahu goreng isi udang, cah toge ikan asin, hingga bandrek susu kelapa. Keenam pimpinan parpol duduk mengitari meja kayu panjang saling berhadapan. Sementara Jokowi duduk sendiri di ujung meja.

"Masalah bangsa tak akan bisa dipikirkan dan diselesaikan satu orang saja," kata Jokowi dalam unggahannya di media sosial.

(Baca: Jokowi Akan Umumkan Cawapres di Akhir Pendaftaran Pilpres)

Pertemuan selama empat jam ini berujung dengan mengerucutkan satu nama cawapres, namun belum diumumkan ke publik dalam waktu dekat. Momen penyampaian nama cawapres pun diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi.

Jokowi kemungkinan akan mengumumkannya menjelang berakhirnya pendaftaran Pilpres. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan tenggat pendaftaran pasangan capres-cawapres pada 4-10 Agustus 2018.

“Tidak dalam waktu yang amat dekat, karena tentu ini terkait juga dengan strategi politik,” kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, usai pertemuan.

Rommy mengatakan dalam pertemuan tersebut enam partai telah menyatakan solid mendukung Jokowi dan tak berminat untuk bergabung dengan koalisi lain. Pernyataan ini seolah sebagai penegasan atas potensi Golkar dan PKB menyeberang ke kubu lawan bila pimpinan mereka tak menjadi cawapres Jokowi.

(Baca juga: Pilihan Cawapres Jokowi Diperkirakan Tak Buat Koalisi Pecah)

Pendukung Prabowo kurang solid 

Pada waktu hampir bersamaan, pendukung Prabowo yang menamakan diri Koalisi Keumatan mengadakan pertemuan yang diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta. Pertemuan berlangsung 2,5 jam ini telah mengerucutkan cawapres Prabowo menjadi dua nama.

Berbeda dengan kubu pendukung Jokowi, pertemuan itu tak dihadiri beberapa pimpinan partai politik yang dalam tahap menjajaki koalisi mendukung Prabowo. Beberapa partai yang tak dihadir yakni Partai Keadilan Sejahtera, Demokrat dan Partai Berkarya. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pun tak tampak hadir.

Partai Demokrat sengaja tak hadir dalam pertemuan tersebut karena menolak bergabung dalam Koalisi Keumatan. Alasannya, koalisi tersebut diinisasi oleh PA 212 yang merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas).

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement