Anies Sebut Persoalan Air di Jakarta Sudah Capai Fase Kritis

Dimas Jarot Bayu
12 Juli 2018, 16:50
Gubernur Anies Baswedan
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut persoalan air di Jakarta saat ini sudah mencapai fase kritis dan menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Masalah utama yang dihadapi lantaran Jakarta mengalami penurunan muka tanah hingga 7,5 centimeter setiap tahunnya. Bahkan, Anies menjelaskan di beberapa areal Jakarta penurunan muka tanah terjadi hingga 17 centimeter per tahun.

Advertisement

Tingkat penurunan muka tanah ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan muka air laut. Akibatnya, 40% areal Jakarta saat ini telah berada di bawah permukaan air laut. "Faktanya, Jakarta tenggelam lebih cepat dibanding kota besar di dunia saat ini," kata Anies di Jakarta, Kamis (12/7).

Penurunan ini terjadi akibat muka tanah di Jakarta sulit menyerap air hujan karena telah terkonversi dengan beton dan aspal. Menurut Anies, jumlah area hijau di Jakarta telah berkurang 10-15% karena pembangunan dalam beberapa dekade.

(Baca juga: Anies Didesak Hentikan Restrukturisasi Kontrak PAM Jaya dengan Swasta)

Persoalan lainnya lantaran di Jakarta terjadi penggalian sumur air tanah yang ilegal, tidak terkontrol, dan tidak diketahui. Padahal, penggalian sumur air tanah secara berlebihan justru menjadi penyebab penurunan muka tanah semakin cepat.

Anies mengatakan, penggalian sumur air tanah ini dilakukan oleh banyak elemen, baik rumah tangga, pengembang, hingga pelaku industri. Berdasarkan data Pemprov DKI pada Maret-Juli 2016, saat ini terdapat 4.400 sumur air tanah di Jakarta.

Dari jumlah tersebut, hanya 60% sumur air yang terekam penggunaannya. Sisanya tidak terekam lantaran Pemprov DKI sulit mendapatkan data terkait penggunaan sumur air tanah. "Data tentang sumur dan penggunaannya ini sesungguhnya sangat sulit didapat," kata Anies.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anies menilai Pemprov DKI tak bisa bekerja sendiri. Menurutnya, perlu ada kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk masyarakat.

Bagi Anies, masyarakat harus mulai mengubah persepsinya dalam menggunakan air tanah di Jakarta. Menurutnya, masyarakat harus dapat menyadari jika Jakarta sedang dalam kondisi kritis dan karenanya perlu mengurangi penggunaan air tanah.

(Baca: MA Batalkan Privatisasi Air Jakarta, Pengusaha Tunggu Langkah Pemprov)

Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Rachmat Fajar Lubis menilai perubahan persepsi masyarakat harus ditunjang penyediaan air baku oleh Pemprov DKI. Saat ini, Rachmat menilai pasokan air baku dari PAM Jaya, BUMD milik Pemprov DKI, belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement