20 Tentara India Tewas Bentrok dengan Tiongkok, Apa Latar Belakangnya?

Yuliawati
Oleh Yuliawati
17 Juni 2020, 14:58
tentara india tewas bentrokan dengan tiongkok, china, konflik india dan china
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Ismail
Warga Kashmir melewati aparat keamanan India. Wilayah perbatasan Kashmir menjadi daerah konflik antara India-Tiongkok dan India dan Pakistan.

Sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan Tiongkok di Ladakh, wilayah Kashmir, daerah perbatasan yang disengketakan dua negara. Bentrokan itu merupakan puncak dari ketegangan hubungan dua negara yang berlangsung selama berminggu-minggu di Himalaya bagian barat.

Awalnya militer India semula menyebutkan tiga tentaranya tewas dalam bentrokan fisik tanpa senjata tersebut. Namun, kemudian merilis pernyataan yang menyebutkan total 20 tentara cedera kritis yang menyebabkan meninggal dunia.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok membenarkan bahwa pada Senin (15/6) terjadi "konfrontasi fisik yang disertai kekerasan" di wilayah perbatasan itu. Tiongkok tidak menyebutkan soal korban, namun Kementerian Luar Negeri India mengatakan korban berjatuhan dari kedua pihak.

(Baca: Konflik Makin Panas, Korut Ledakkan Kantor Penghubung Korsel )

Reuters menyebutkan seorang sumber di pemerintahan India mengatakan tentara-tentara di lokasi bertempur dengan menggunakan tongkat-tongkat baja dan batu. Tidak ada tembakan dalam bentrokan tersebut.

Tiongkok dan India saling melemparkan tuduhan, soal siapa yang bersalah atas bentrokan tersebut. Angkatan Darat India mengatakan sekelompok tentara memulai bentrok di Lembah Galwan.

"Korban jatuh di kedua belah pihak, seharusnya keadaan itu bisa dihindarkan kalau perjanjian pada tingkat lebih tinggi dipatuhi oleh pihak Tiongkok," kata juru bicara Kemlu India Anurag Srivastava.

Sebaliknya, juru bicara Kemlu Tiongkok, Zhao Lijian, mengatakan ada pelanggaran serius terhadap konsensus yang dicapai kedua negara.

"Yang mengejutkan adalah bahwa pada 15 Juni, pihak India melakukan pelanggaran parah terhadap konsensus kita dan dua kali menerobos garis perbatasan, juga memprovokasi dan menyerang pasukan Tiongkok, menyebabkan konfrontasi fisik yang keras antara kedua pasukan perbatasan," kata juru bicara Kemlu, Zhao kepada para wartawan di Beijing.

India mengatakan pihaknya beroperasi di wilayahnya di kawasan Garis Kendali Aktual (LAC), yang merupakan perbatasan de facto kedua negara.

(Baca: Indonesia di Tengah Ketegangan Baru Sengketa Laut Cina Selatan)

Penyebab Konflik India dan Tiongkok

Sejak awal Mei, ratusan tentara kedua negara saling berhadapan di tiga lokasi. Kedua pihak saling tuduh bahwa masing-masing menerobos perbatasan. Jatuhnya korban jiwa merupakan yang pertama kali sejak kedua negara bertetangga itu terakhir kali terlibat pertikaian keras menyangkut perbatasan pada 1967.

BBC melaporkan Garis Kendali Aktual (LAC) kedua negara tidak didemarkasi dengan baik. Keberadaan sungai, danau, dan timbunan salju membuat garis perbatasan bisa bergeser. Baik tentara India maupun Tiongkok kerap berhadapan di sejumlah titik.

Selama ini India menuding Tiongkok menduduki wilayah mereka seluas 38.000 kilometer per segi. Sejumlah perundingan dalam tiga dasawarsa gagal menuntaskan sengketa wilayah antara mereka. Sebaliknya, Tiongkok juga menuduh India melintasi perbatasan dan menyerang serdadunya.

(Baca: Perusahaan Tiongkok Didepak dari Bursa AS, Ini Efeknya ke Wall Street)

Sebelum bentrokan yang terjadi tahun ini, pada 2017 kedua negara bentrok di wilayah tersebut setelah Tiongkok berusaha memperluas jalan perbatasan melalui dataran tinggi yang disengketakan.

Ketika itu India juga membangun sebuah jalan baru yang lokasinya, menurut beberapa pakar, berada di area paling terpencil di seluruh Garis Kendali Aktual di Ladakh. Jalan yang dibangun tersebut akan memudahkan India memobilisasi pasukan dan persenjataan jika konflik terjadi.

Selain dengan Tiongkok, India juga bersengketa dengan Pakistan di wilayah perbatasan Kashmir dengan area seluas 140 ribu kilometer per segi.

(Baca: Dianggap Manipulatif, Twitter Tutup 170 Ribu Akun Propaganda Tiongkok)

Sumber: BBC, Reuters

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...