Empat Megaproyek Hulu Migas Tertunda, Impor Berpotensi Melonjak

Image title
23 Juli 2020, 09:32
empat proyek meleset, proyek migas, target lifting, impor migas
Katadata
Ilustrasi. Empat proyek strategis migas kemungkinan meleset dari target.

Empat proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional kemungkinan meleset dari target. Anjloknya harga minyak dunia dan pandemi virus corona membuat jadwal produksi blok migas tersebut terkatung-katung.

Keempat proyek strategis yang meleset dari target yakni Jambaran Tiung Biru oleh PT Pertamina EP Cepu, Tangguh Train III oleh British Petroleum, Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron, dan proyek Abadi Blok Masela oleh Inpex Corporation.

Advertisement

Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai kondisi ini akan berdampak besar pada pemenuhan kebutuhan energi nasional. Pemerintah yang perlu mencari sumber lain kemungkinan akan menambah impor migas. "Harus dipenuhi dari sumber lain, impor salah satunya," kata Pri kepada Katadata.co.id, Rabu (22/7).

Sejak pandemi corona, impor migas mengalami penurunan. BPS mencatat impor migas pada Mei 2020 mencapai US$ 657,5 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 69,87% bila dibandingkan dengan nilai impor migas pada Mei 2019 yang mencapai US$2,18 miliar.

BPS mencatat impor migas pada Mei 2020 mencapai US$ 657,5 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 69,87% bila dibandingkan dengan nilai impor migas pada Mei 2019 yang mencapai US$2,18 miliar.

Pada April 2020, impor migas tercatat senilai US$ 850 juta, jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, nilai tersebut menyusut 61,78% dari US$2,24 miliar.



Persaingan Tarik Investor Makin Ketat

Kondisi pandemi membuat persaingan portofolio investasi hulu migas di tataran regional dan global diperkirakan semakin ketat. Hanya portofolio investasi yang dinilai benar-benar menguntungkan dan menempati skala prioritas yang akan dikerjakan oleh para investor di hulu migas.

Ditambah anjloknya harga minyak, gas dan LNG global yang akan berpengaruh pada pendapatan perusahaaan. "Sehingga porsi investasi hanya dialokasikan kepada proyek proyek atau portofolio yang bagi mereka adalah prioritas," katanya.

Lebih lanjut, Pri menyebut tak ada yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengahadapi situasi sulit seperti itu, selain hanya memberikan beberapa insentif. Kemudian juga memberikan kemudahan dalam berinvestasi baik fiskal maupun non fiskal. "Itu pun tidak juga menjamin bahwa proyek tersebut akan dapat dikerjakan tepat waktu," kata dia.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement