Jokowi Minta Kadin Libatkan 2 Juta Petani dalam Program Pangan

Cindy Mutia Annur
18 November 2020, 11:37
Kadin, inclusive close loop, pangan, ketahanan pangan, JFSS2020, Jokowi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan sambutan di acara webinar Jakarta Food Security Summit -5, Rabu (18/11/2020).

Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah mendukung program inisiatif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja sektor pangan nasional dalam bentuk model kemitraan inclusive closed loop. Program ini merupakan kemitraan antara pemerintah, pengusaha, dan petani yang saling menguntungkan dari hulu hingga hilir.

Jokowi menunggu komitmen Kadin untuk mendampingi dua juta petani swadaya pada 2023 yang dilibatkan dalam program dengan skema inclusive closed loop tersebut. Jokowi optimistis Kadin dapat mewujudkannya karena lembaga tersebut telah berhasil mendampingi satu juta petani swadaya pada awal tahun ini.

Advertisement

"Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Jokowi dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) yang ke-5 yang diselenggarakan Kadin bekerja sama dengan Katadata, Rabu (18/11).  

Inclusive closed loop adalah cara untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan. Dalam skema ini, petani tak hanya terhubung dengan pemerintah, namun dengan lembaga keuangan, perusahaan, hingga ritel. Tujuannya adalah sinergi seluruh mata rantai pertanian agar menciptakan efisiensi dan peningkatan kualitas komoditas.

Presiden RI ke-7 tersebut juga mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan para petani, koperasi, perbankan, dan para pengambil kebijakan. Beberapa  inisiatif  yang sedang berjalan seperti penerapan inclusive closed loop di lahan pertanian cabai di Garut, Jawa  Barat dan industri minyak  sawit perlu terus dikembangkan dan diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah petani semakin  meningkat. “Inclusive  closed  loop juga  perlu  direplikasi  dan  diperbanyak  ke  daerah-daerah  lainnya,” kata Jokowi.

Menurut dia, saat ini banyak negara di dunia yang mengutamakan pentingnya pengembangan sektor pangan. Hal ini bukan dikarenakan untuk merespons kemungkinanan krisis akibat pandemei Covid-19, melainkan karena kebutuhan pangan sejalan dengan melonjaknya populasi penduduk di seluruh dunia.

Jokowi mengatakan, lonjakan populasi dunia itu hampir setengahnya berada di kawasan Asia, termasuk di Tiongkok, India, dan Indonesia. Ia melanjutkan, situasi ini kemudian membuka peluang yang menjanjikan bagi sektor pangan, karena kebutuhannya dan pasarnya sangat besar, dan diprediksi akan terus tumbuh ke depannya.

"Namun pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif," ujar Jokowi. Cara-cara tersebut meliputi cara yang meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung lingkungan, dan menyejahterakan petani.

Jokowi mengatakan, maka dari itu Indonesia perlu 'melompat' dengan cara-cara baru dengan skala produksi yang lebih besar dengan peran sentral korporasi petani. Di antaranya dengan mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm dan berbasis teknologi modern yang dapat mendukung efisiensi dan produktivitas.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Annisa Rizky Fadila
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...
Advertisement

Artikel Terkait