Distribusi Vaksin Corona Tak Mudah, Menkes Minta Bantuan Banyak Pihak

Rizky Alika
11 Januari 2021, 17:05
distribusi vaksin, vaksin virus corona, menkes budi gunadi
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri).

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin virus corona buatan Sinovac. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui proses distribusi vaksin ini tak mudah.

"Distribusi ini membutuhkan jalur logistik dingin (cold chain) dan itu memang ternyata lebih kompleks dari pada yang kami duga sebelumnya," kata Budi Gunadi, usai rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Senin (11/1).

Pada 3 dan 4 Januari 2021 akan terdapat 714.240 vial vaksin Covid-19 merek Sinovac yang didistribusikan ke-32 provinsi di Indonesia. Perinciannya, 401.240 vial dikirimkan ke 14 provinsi pada 3 Januari dan 313.000 vial ke 18 provinsi pada 4 Januari 2021.

Sedangkan dua provinsi lainnya yakni Sulawesi Barat pada 5 Januari 2021 dan Jawa Barat akan dikirimkan vaksin pada 6 Januari 2021. Vaksinasi tahap awal akan diberikan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan yang tersebar di 34 provinsi.

Budi meminta bantuan dari berbagai unsur pemerintah, BUMN/BUMD dan swasta untuk membantu proses distribusi. "Untuk bisa bahu-membahu membantu kami kalau nanti ternyata ada kesulitan untuk bisa menyalurkan 426 juta vaksin ini sampai seluruh pelosok Indonesia melalui jalur logistik dingin," ujar Budi.

Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan pemerintah sudah menjamin ketersediaan 426 juta vaksin Covid-19. "Kalau saatnya tiba nanti mohon teman-teman Mari kita bantu bersama-sama," ujar Budi.

Advertisement

Tambahan Bahan Baku Sinovac


Menkes juga mengungkapkan 15 juta bahan baku vaksin Sinovac akan tiba di Indonesia pada Selasa (12/1). Bahan baku tersebut akan diproses oleh PT Bio Farma (Persero) menjadi vaksin selama satu bulan. Budi pun memperkirakan, sebanyak 12 juta dari 15 juta vaksin itu akan siap digunakan pada awal Februari.

Adapun, BPOM telah menerbitkan sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) kepada perusahaan pelat merah tersebut. Bio Farma pun dapat memproduksi vaksin Covid-19 hingga 100 juta dosis per tahun.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan kerja sama aliansi global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) kemungkinan akan memberikan hasil yang baik. Ia memperkirakan, Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 gratis minimal 54 juta dosis dan maksimal 108 juta dosis.

Tak hanya itu, vaksin gratis tersebut diperkirakan bisa tiba di Tanah Air lebih cepat dari perkiraan semula, yaitu akhir Februari atau awal Maret. Di sisi lain, GAVI juga memberikan berbagai opsi vaksin yang akan dikirim ke Indonesia, yaitu Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Novavax.

Budi pun akan berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto untuk membahas jenis vaksin yang dipilih. "Karena vaksin-vaksin ini bisa diberikan di atas usia 60 tahun," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mencanangkan target rampungnya vaksinasi Covid-19 dalam waktu singkat. Ia memerintahkan Budi untuk menyelesaikan pemberian vaksin corona dalam waktu kurangd ari setahun.

Jokowi mengatakan, Budi awalnya menargetkan vaksinasi akan selesai dalam waktu 15 bulan. Namun Presiden meminta target waktu tersebut dipercepat. "Saya tawar kurang dari setahun sudah harus selesai," kata Jokowi, Selasa (5/1).

Presiden menjelaskan bahwa vaksinasi di berbagai negara akan berlangsung dalam waktu tiga setengah tahun. Oleh sebab itu pemerintah akan bekerja keras demi memutus rantai penularan pandemi. "Kita butuh beraktivitas normal lagi," katanya.

Pemerintah pun berencana program vaksinasi akan dimulai  pada Rabu, 13 Januari. Jokowi akan menjadi orang pertama yang disuntik, kemudian diikuti oleh tiga kelompok lainnya.



Juru Bicara Pemerintah untuk Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan kelompok pertama terdiri dari pejabat publik di pemerintah pusat dan daerah. Kelompok kedua yaitu pengurus asosiasi profesi tenaga kesehatan dan pimpinan kunci institusi kesehatan di daerah.

Kelompok ketiga yaitu tokoh agama di daerah. Menurut Wiku, keterlibatan tiga kelompok tersebut untuk menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan cukup aman. "Sekaligus menjadi momentum agar masyarakat tidak ragu mengikuti vaksinasi," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual pada Kamis (7/1).

Reporter: Rizky Alika, Antara
Editor: Yuliawati

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement