Target Vaksinasi Eropa Potensi Terganjal Pasokan Pfizer & Astrazeneca

Yuliawati
Oleh Yuliawati
25 Januari 2021, 15:40
vaksin virus corona, covid-19, pandemi corona
ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley/HP/dj
Warga London mengantre untuk memasuki Lapangan Lord's Cricket untuk menerima vaksin virus corona di London, Inggris, Jumat (22/1/2021).

Dua perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca mendapat kecaman karena  berpotensi terlambat mengirim vaksin virus corona ke Uni Eropa. Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mengancam kemungkinan menjatuhkan konsekuensi hukum jika kedua perusahaan tidak memenuhi kontrak vaksin.

"Kami berencana untuk membuat industri farmasi menghormati kontrak yang telah ditandatangani," kata Michel kepada radio Europe-1 Prancis, dikutip dari DW, Senin (25/1).

Michel menyebut pejabat UE "menggebrak" Pfizer minggu lalu untuk memastikan tak ada penundaan pengiriman. Michel tidak menyebutkan kemungkinan sanksi, tetapi mencatat bahwa UE akan menuntut transparansi tentang alasan di balik penundaan tersebut.

Michel mengakui bahwa Uni Eropa akan kesulitan dalam memenuhi target vaksinasi 70% populasi orang dewasa pada akhir musim panas apabila terkendala keterlambatan logistik vaksin Covid-19.

UE telah menandatangani enam kontrak vaksin untuk lebih dari 2 miliar dosis, tetapi sejauh ini hanya vaksin BioNTech-Pfizer dan Moderna yang disetujui untuk digunakan.

Pekan lalu Pfizer dan AstraZeneca mengumumkan bahwa mereka kesulitan dalam mengirimkan vaksin sesuai kontrak. Pfizer menyebut keterlambatan karena membuat perubahan pada proses manufaktur yang akan mendorong produksi. Adapun AstraZeneca menyebut memangkas pasokan vaksin hingga 60 % ke Uni Eropa akibat permasalahan produksi.

Advertisement



Pemerintah Italia lebih tegas menyatakan ancaman kepada Pfizer dan dan AstraZeneca. Italia menganggap keterlambatan pasokan vaksin tersebut "tidak dapat diterima" dan merupakan pelanggaran serius atas kewajiban yang tertera dalam kontrak.

"Kami sedang bekerja agar rencana program vaksinasi kami tidak berubah," kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dikutip dari Reuters.

Di Maio menyebut kedua perusahaan itu menjanjikan sesuatu di luar batas kemampuan. "Kami menggunakan seluruh sumber kami sehingga Komisi Eropa melakukan semua yang bisa dilakukan agar tuan-tuan ini menghormati kontrak mereka," katanya.

Pemangkasan suplai yang diumumkan kedua perusahaan akan mengakibatkan kemunduran sekitar empat minggu bagi penduduk usia 80 tahun ke atas, dan enam hingga delapan pekan bagi seluruh populasi.

"Keterlambatan ini berdampak pada seluruh Eropa dan sebagian dunia namun saya yakin kemunduran itu dapat diperbaiki lebih lanjut," kata Wakil Menteri Kesehatan Pierpaolo Sileri pada Minggu.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement