Bahlil: Investor Paling Minati Sektor Perumahan, Perkantoran, Industri

Agatha Olivia Victoria
27 April 2021, 06:00
perumahan, investor
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Sejumlah warga melintas disamping pembangunan Rumah Susun (Rumah Susun) PIK Pulogadung II, Jakarta Timur, Kamis (25/2/2021).

Investor paling meminati sektor usaha perumahan, kawasan industri, dan perkantoran selama kuartal I 2021. Investasi di sektor ini mencapai Rp 29,4 triliun atau nilainya 13,4% dari total investasi kuartal pertama tahun ini.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan investasi di sektor tersebut membantu pembangunan infrastruktur di Tanah Air yang dibarengi dengan sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi serta sektor listrik, gas, dan air. "Ini semua satu paket," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Virtual Realisasi Investasi Kuartal I 2021, Senin (26/4).

Selanjutnya, sektor yang paling diminati investor yakni industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 27,9 triliun atau 12,7%. Disusul transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 25,6 triliun (11,6%), industri makanan Rp 21,7 triliun (9,9%), serta listrik, gas dan air Rp 20,2 triliun (9,2%). Sedangkan sektor lainnya menyumbang Rp 94,9 triliun atau 43,2%.

Investor dalam negeri menaruh modal di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai Rp 21,61 triliun dengan 1.538 proyek. Selanjutnya investor domestik  menaruh modalnya di sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan realisasi Rp 13,29 triliun yang berasal dari 1.648 proyek.

Selanjutnya, listrik, gas dan air menghasilkan realisasi investasi Rp 11,47 triliun dengan 551 proyek. Sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan turut menjadi perhatian investor Tanah Air senilai Rp 9,89 triliun dengan 1.363 proyek. Terakhir, ada sektor konstruksi sebanyak 3.083 proyek senilai Rp 9,56 triliun.

Sedangkan investor asing justru cenderung berminat pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai US$ 1,71 miliar dengan 441 proyek. Lalu, disusul industri makanan Rp US$ 968,3 miliar dengan 886 proyek, serta transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar US$ 843,4 miliar dengan 336 proyek.

Sektor listrik, gas dan air turut diminati asing dan memberi realisasi investasi US$ 597,8 miliar dengan 220 proyek. Disusul sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain sebesar US$ 597,1 miliar dengan 505 proyek. Sedangkan, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menjadi sektor keenam terbesar yang diminati asing dengan nilai US$ 535,8 miliar dengan 497 proyek.

Advertisement



Harga rumah secara nasional terus menunjukkan peningkatan seiring meningkatnya permintaan hunian di masa pandemi Covid-19. Menurut hasil riset Housing Finance Center (HFC) milik Bank Tabungan Negara (BTN), kenaikannya mencapai 5,24% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2021.

Hasil riset tersebut menjelaskan, kenaikan harga rumah terutama ditopang oleh pertumbuhan signifikan pada hunian tipe 70. Alasannya, pandemi mengubah pola hidup masyarakat di mana mayoritas kegiatan dilakukan di rumah.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, kenaikan harga rumah secara nasional yang terekam dalam BTN House Price Index (HPI) atau indeks harga rumah tersebut, sejalan dengan kebutuhan mendesak akan hunian di masa pandemi ini.

“Kenaikan tersebut menjadi peluang besar bagi sektor perumahan untuk tumbuh  positif setelah setahun penyebaran virus Corona terjadi di Indonesia. Kami meyakini sektor perumahan nasional akan semakin terakselerasi,” ujar Haru melalui keterangan yang diterima Katadata.co.id, Minggu (25/4).

Selain kebutuhan perumahan yang mendesak, lanjut dia, berjalannya program vaksinasi, infrastruktur yang terus dibangun, stimulus dan subsidi di sektor perumahan dari pemerintah, dan ekosistem perumahan yang terus dikembangkan oleh Bank BTN akan menjadi faktor yang mendorong sektor ini.

Hasil riset HFC juga mencatat rumah tipe 36 dan 45 ikut konsisten menunjukkan peningkatan. HPI Rumah tipe 36 terpantau naik 5,54% yoy per Maret 2021 menjadi 194,91 dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhannya pada Desember 2020 sebesar 4,26% yoy.

Dampak Covid-19 memang sangat menekan masyarakat menengah ke bawah. Namun, dengan adanya subsidi dan stimulus pemerintah di sektor perumahan subsidi,  membuat minat untuk memiliki rumah tipe 36 tetap tinggi.

Sedangkan HPI rumah tipe 45 juga mengalami kenaikan sebesar 4,51% yoy menjadi 164,40 per Maret 2021. Kenaikan tersebut terekam lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 3,97% yoy. “Kenaikan harga tipe 45 yang mulai tumbuh menunjukkan masyarakat mulai bersiap untuk memasuki iklim investasi yang lebih baik,” kata Investor Relations and Research Division Head Bank BTN Winang Budoyo.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement