Joe Biden Ancam Serang ISIS-K Setelah Ledakan Bom di Kabul

Yuliawati
Oleh Yuliawati
27 Agustus 2021, 12:37
Joe Biden, Kabul, Afganistan, ISIS-K
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/WSJ/sa.
Presiden AS Joe Biden mengancam akan menyerang kelompok di balik ledakan bom di bandara Kabul.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam akan menyerang kelompok teroris yang dianggap mendalangi serangan bom di bandara Kabul, Afganistan. Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K dianggap sebagai dalang dari ledakan bom di bandara Kabul, Afganistan pada Kamis (26/8). 

Peristiwa bom bunuh diri tersebut menyebabkan 60 warga Afganistan dan 13 tentara Amerika meninggal dunia.  "Kami marah dan sakit hati," kata Biden, tentang perasaan dia dan istrinya Jill, dalam pernyataan Kamis malam, dikutip dari Reuters.

Biden berkumpul dengan para penasihat militer dan diplomatik senior di Ruang Situasi Gedung Putih untuk mengetahui perkembangan terbaru proses evakuasi ketika ledakan itu terjadi. Mereka berada di Ruang Situasi hingga lebih dari dua jam.

Beberapa anggota staf yang memantau peristiwa dari layar televisi di Sayap Barat Gedung Putih berteriak putus asa ketika jumlah tentara AS yang tewas bertambah.

Biden dan Jill menyatakan "bisa merasakan apa yang dirasakan keluarga para pahlawan yang berani hari ini". Putra mereka, Beau, yang menjadi mayor di Angkatan Darat, wafat akibat kanker otak, yang oleh Biden dikaitkan dengan dinas militernya.

Biden berjanji memburu para penyerang dan menyebut tentara yang tewas sebagai pahlawan. "Mereka menjadi bagian dari apa yang saya sebut sebagai tulang punggung Amerika, mereka tulang belakang Amerika. Terbaik yang pernah dimiliki negara ini," kata Biden.

Kematian tentara AS dalam perang di Afganistan sejak 2001 mencapai sekitar 2.500 orang. Tentara-tentara AS yang tewas pada Kamis merupakan yang pertama di Afganistan sejak Februari 2020.

Peristiwa ledakan tersebut dianggap sebagai hari paling mematikan bagi pasukan AS di sana dalam satu dekade.  Mereka yang tewas adalah bagian dari 5.200 tentara AS yang mengamankan bandara Kabul dalam proses evakuasi.

Biden dikritik atas upaya evakuasi AS di Afganistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan. Ketika itu pasukan Amerika tengah ditarik mundur dari negara itu.

Para kritikus menilai proses evakuasi yang tergesa-gesa hingga memicu kemungkinan sekitar 1.000 warga Amerika tak bisa meninggalkan Afganistan.

"Ketika kami menunggu informasi lebih rinci, satu hal menjadi jelas: Kita tak bisa mempercayai Taliban atas keamanan warga Amerika," kata Bob Menendez dari Partai Demokrat yang juga ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...