PLN Bakal Pasok Listrik untuk Kebutuhan Proyek Kilang Tuban
Pertamina bekerja sama dengan PLN dalam menyediakan listrik di proyek kilang baru atau new grass root refinery (NGRR) Tuban. Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menyatakan kerja sama pasokan listrik untuk Kilang Tuban akan memberikan manfaat untuk kedua perusahaan.
Kesepakatan ini membuat PLN dapat meningkatkan serapan listrik dan pendapatan. "Untuk Pertamina Rosneft kerja sama ini akan membuat lebih fokus untuk meningkatkan kompetitifnya,” kata Pahala dalam keterangan tertulis, Jumat (24/9).
Kerja sama kedua BUMN ini dituangkan dalam nota kesepahaman antara Pertamina Rosneft dengan PT PLN pada Kamis (23/9). Pertamina Rosneft merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Pertamina Group dengan raksasa energi Rosneft asal Rusia yang menjadi pelaksana proyek strategis nasional GRR Tuban.
Setelah menandatangani kesepakatan, selanjutnya Pertamina Rosneft dan PLN akan membuat kajian terutama dalam memastikan penyediaan suplai listrik hingga 20 Megawatt (MW) selama fase konstruksi dan commissioning.
Dari hasil kajian tersebut nantinya ditentukan skema kerja sama yang paling optimal dan menguntungkan dari aspek bisnis. Kajian itu juga akan mencakup penentuan penyediaan infrastruktur penunjang dan skenario konfigurasi sistem dan peralatan.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono, mengatakan perusahaan menargetkan memulai fase konstruksi pada triwulan ketiga 2023. Pada fase tersebut kebutuhan listrik GRR Tuban sebesar 20 MW.
"Sedangkan untuk tahapan commissioning start-up utility yang akan dimulai pada triwulan kedua 2026, kebutuhan listrik dapat mencapai 50 MW," kata dia.
Kilang Pertamina Rosneft saat ini memerlukan kepastian jaminan operasional kilang tanpa terputusnya aliran listrik. Djoko menjelaskan berhentinya operasi kilang dalam satu hari sama dengan hilangnya potensi pendapatan sebesar US$ 34 juta. "Sehingga dibutuhkan jaminan suplai energi listrik terus menerus yang andal dengan zero total failure," kata Djoko.
Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini mengatakan akan menjaga komitmen penyediaan kebutuhan listrik secara andal dengan harga yang kompetitif.
Nota kesepahaman ini akan berlaku selama satu tahun. Kemudian hasil kajian bersama ini akan dituangkan dalam Kerja sama penyediaan listrik GRR Tuban dalam format Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik.
Kilang Tuban diproyeksikan menjadi fasilitas petrokimia terbesar di Asia Tenggara dan ditargetkan beroperasi pada 2027. Proyek ini diperkirakan menyerap kurang lebih 27.000 tenaga kerja pada saat konstruksi, serta 2.500 tenaga kerja setelah proyek beroperasi.
Produksi BBM pada kilang ini diperkirakan sebesar 230 ribu barel per hari secara total. Selain itu kilang ini juga mampu memproduksikan produk petrokimia dan aromatik sebesar 4,1 juta ton per tahunnya.
Proyek GRR Tuban saat ini telah berada pada tahapan Front-end Engineering Design dengan progres per tanggal 17 September 2021 telah mencapai 34,54% dibandingkan rencana 17,83%.