Deretan Alutsista Dalam Negeri yang Diborong Prabowo
Kementerian Pertahanan menggenjot pengadaan alat utama sistem senjata atau alutsista TNI sepanjang 2021 dari produsen dalam negeri. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memborong alutsista dari produsen seperti
PT Pindad, PT Bandar Abadi dan PT Dirgantara Indonesia.
Kewajiban Kemenhan untuk menggunakan alutsista buatan dalam negeri diatur dalam Pasal 43 ayat (1) Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Dalam beleid tersebut tertuang bahwa Pengguna wajib menggunakan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan produksi dalam negeri.
Nilai belanja alutsista baik produk dalam negeri dan impor mencapai US$ 6,9 miliar atau setara Rp 98 triliun. Belanja alusista ini sebagian dari anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp 136,9 triliun. Alokasi belanja militer ini terbesar kedua setelah Singapura sebesar US$ 9,7 miliar atau sekitar Rp 136 triliun.
Berikut daftar alutsista yang dibeli dari dalam negeri:
Tank Boat Antasena
Tank Boat Antasena ini buatan PT Pindad di Banyuwangi. Kemenhan membuat program pengadaan Tank Boat dengan membentuk konsorsium melibatkan PT Pindad menjadi lead integrator yang bekerjasama dengan PT Lundin Industry Invest, PT Len Industri (Persero), dan PT Hariff.
Pada sabtu 22 Mei lalu, Antasena sukses menjalani tes di lautan bebas dan berlayar ke perairan Situbondo. Tes dilakukan dengan jalur tempuh mencapai 310 kilometer untuk melakukan serangkaian uji penembakan.
Senjata utama dalam alutsista tersebut adalah sebuah meriam dengan kaliber 30mm yang mampu menjangkau target hingga ratusan meter. Untuk kabin kru, Antasena menggunakan atap berupa turet yang bisa diputar. Alutsista ini juga dipasang senjata berupa dua senapan mesin 12,7 mm, yang salah satunya terletak di atas turet.
Antasena memiliki panjang 18,7 meter dan lebar 7,5 meter yang bertumpu pada struktur kapal berlunas ganda atau double hull. Desain ini membuat Antasena dapat melaju cepat meski terdapat hambatan air.
Untuk mesin, Antasena terpasang dua buah baling-baling dengan tenaga dua kali 1,700 horse power ditambah dua mesin water jer 2x550 horse power. Daput pacu tersebut membuat Antasena dapat melesat hingga 74 kilometer perjam.
Helikopter Bell 412EPI
Alutsista buatan dalam negeri selanjutnya adalah Helikopter Bell 412EPI yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia atau PTDI. Kemenhan memesan 9 unit Heli Serbu Bell 412EPI dari PT DI.
Helikopter tersebut diperasikan oleh Skuadron 11 Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat. PT DI telah mengirimkan helikopter ini bertahap mulai Desember 2020.
Helikopter ini memiliki mesin Pratt & Whitney PT6T-9 Twin Pac dengan tenaga lepas landas yang 13% lebih besar dibanding jenis mesin Bell 412EP. Alutsista ini juga dilengkapi dengan Minigun M134D berkaliber 7,62x51 mm dan External Rescue Hoist System.
Sistem penerbangan helikopter ini dapat disesuaikan dan dikonfigurasi untuk berbagai kebutuhan operasi dan penyesuaian setelan lainnya. Kemampuan payload helikopter Bell 412EPI adalah 5.534 kg, dengan kapasitas bahan bakar 1.251 liter pada kecepatan jelajah 235 km/jam. Helikopter ini dapat terbang sejauh 687 km selama 4 jam, dengan perhitungan helikopter terbang dengan payload 4.309 kg.
Kendaraan Taktis Ringan Maung 4x4
Alutsista lain yang diproduksi oleh PT Pindad adalah Kendaraan Taktis Ringan Maung 4x4. Prabowo memesan tiga ribu unit secara bertahap mulai Juli 2020. Pemesanan tahap pertama 500 unit yang dibanderol Rp 600 juta per unit.
Maung 4x4 ini memiliki kecepatan aman mencapai 120 km/jam dengan jarak tempuh hingga 800 kilometer. Kendaraan ini dilengkapi dengan senjata berupa braket 7,62 mm, konsol SS2-V4, perangkat GPS navigasi, dan tracker kendaraan serta alat lainnya.
Atap yang digunakan pada kendaraan ini menggunakan bahan kanvas yang dapat digulung sehingga memudahkan penggunaan senjata yang tersedia.
Maung 4x4 mampu mengeluarkan tenaga hingga 149dk dan torsi 400 Nm. Kendaraan ini menggunakan mesin diesel Toyota Hilux berkapasitas 2.400cc 4 silinder 16 katup, DOHC.
Kapal Perang Angkut Tank AT-8 dan AT-9
Kapal Perang jenis Angkut Tank AT-8 dan AT-9 diproduksi oleh PT Bandar Abadi untuk TNI Angkatan Laut. Prabowo menyerahkan dua kapal tersebut kepada TNI AL pada 26 Oktober lalu yang diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527.
Panjang kapal perang tersebut adalah 117 meter dengan lebar 16,4 meter dan tinggi 7,8 meter. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum hingga 16 knot dengan daya tahannya mencapai 20 hari. Kapal angkut tank ini mampu membawa 367 orang pasukan, 15 unit Tank BMP-3F serta satu unit helikopter.
KRI Golok-688
Kemenhan memperkuat pertahanan TNI AL dengan memesan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Golok-688 dari PT. Lundin Industry Invest. Kapal tempur ini diresmikan dalam acara Shipnaming dan Launching oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, di Galangan PT. Lundin Industry Invest, Banyuwangi, pada 21 September lalu.
Kapal ini memiliki dimensi panjang seluruhnya (Loa) 62,53 meter, lebar 16 meter, tinggi kapal dari draft 18,7 meter dengan bobot 53,1 ton. Kecepatan maksimum kapal ini mencapai 28 knots dengan kecepatan jelajahnya mencapai 16 knots. Sebagai kapal perang, kapal ini dilengkapi dengan senjata meriam 30 mm dan senapan 12,7 mm yang mampu mengangkut 25 ABK.