Amerika cs Siapkan Sanksi Rusia Usai Putin Dukung Separatis Ukraina

Yuliawati
Oleh Yuliawati
22 Februari 2022, 15:04
Rusia
ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/WSJ/dj
Aktivis membawa spanduk di ddepan Kementrian Luar Negeri Ukraina menuntut Uni Eropa untuk meningkatkan sanksi tambahan terhadap Rusia, di pusat kota Kyiv, Ukraina, Senin (21/2/2022).

Amerika Serikat dan negara sekutu Eropa bakal memberikan sanksi baru yang keras terhadap Rusia. Langkah ini setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Rusia menerbitkan Dekrit pada Senin (21/2) yang berisi pengakuan kedaulatan atas "Republik Rakyat Luhansk (LPR)" dan "Republik Rakyat Donetsk (DPR)" - dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina- sebagai negara merdeka dan berdaulat. Pengakuan ini dianggap menyalahi hukum internasional.

Putin juga memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri tersebut. Kremlin menyebut pengerahan pasukan Rusia untuk "menjaga perdamaian" di Ukraina timur.

Pengumuman Putin itu mengundang kecaman internasional. Presiden Joe Biden langsung memerintahkan penghentian aktivitas bisnis Amerika di wilayah yang memisahkan diri tersebut. Prancis dan Jerman juga setuju dengan pemberian sanksi.

"Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas pelanggaran jelas terhadap hukum internasional dan kedaulatan Ukraina serta integritas teritorial," Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan pada Senin malam, dikutip dari Reuters, Selasa (22/2).

Cina meminta semua pihak untuk  menahan diri. Adapun Jepang mengatakan siap untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow jika terjadi invasi skala penuh. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, memperingatkan kekuatan Barat untuk "berpikir dua kali" dan tidak memperburuk situasi.

Kontak senjata meningkat antara Ukraina dan kelompok pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina dalam 24 jam terakhir. Militer Ukraina mengatakan dua tentara tewas dan 12 terluka dalam penembakan di wilayah timur negaranya.

Seorang saksi mata Reuters melihat tank dan perangkat militer lainnya bergerak melalui kota Donetsk yang dikuasai separatis setelah Putin secara resmi mengakui wilayah yang memisahkan diri tersebut.

Militer Ukraina mengatakan di halaman Facebook-nya telah mencatat 84 kasus penembakan oleh separatis. Tembakan tersebut diarahkan ke sekitar 40 pemukiman, yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

Separatis yang didukung Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk Ukraina - secara kolektif dikenal sebagai Donbass - memisahkan diri dari pemerintah Ukraina pada 2014. Mereka memproklamirkan diri sebagai "republik rakyat" yang independen.

Rusia selama ini menyangkal rencana menyerang Ukraina, meski mengumpulkan tentara di perbatasan. Rusia meminta jaminan keamanan besar-besaran, termasuk janji bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...